Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Terserah Tokoh Bali, Apa Mau Bali Utara Dikomersialkan?

Kompas.com - 22/04/2016, 11:42 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan bahwa tokoh masyarakat di Bali memiliki peran menentukan arah pembangunan dan pemerataan pariwisata Bali Selatan-Bali Utara.

"Sekarang terserah tokoh Bali, apa mau (Bali Utara) dikomersialkan?" ujar Rizal saat menjadi pembicara dalam seminar yang digelar serangkaian Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (21/4/2016).

Rizal menyebutkan pengembangan tersebut setidaknya akan nampak seperti pembangunan pariwisata di kawasan Bali Selatan yang sudah padat dengan area bisnis dan komersial.

"Kalau kita kembangkan (Bali Utara) nanti rusak lingkungannya dan tata budayanya. Atau kita biarkan saja Bali Utara supaya 'heritage' dan tata budayanya tidak berubah, sedangkan di Bali Selatan tetap dengan bisnisnya," katanya.

Menurut Rizal, membangun di Bali Utara tidak terlalu sulit karena daerah itu memiliki potensi yang besar yakni dengan membangun bandara dan akses jalan.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA Sekitar 900 penari, yang berasal dari kalangan sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan perguruan tinggi se-Kabupaten Buleleng, bersama-sama menarikan tari nelayan di Jalan Ngurah Rai, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, saat pembukaan Festival Buleleng 2014, Rabu (6/8/2014). Festival Buleleng 2014 berlangsung hingga Minggu (10/8/2014) dan dirangkai dengan pelaksanaan Buleleng Endek Carnaval.
Rizal mengatakan bahwa apabila Bali Utara dikembangkan maka harga tanah di daerah tersebut akan melonjak bahkan hingga 20 kali lipat dibandingkan harga saat ini. Sementara harga tanah di Bali Selatan saja saat ini sudah mencapai 100 kali lipat.

"Apa itu yang memang diinginkan Bali? Makanya tokoh di Bali kumpul dulu apa sebenarnya yang diinginkan," ujarnya.

Rizal Ramli menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Menurut Tjokorda, di saat pemerintah tengah gencar mendorong destinasi baru di 10 wilayah, di Bali justru terjadi kegamangan.

"Di Bali, kami mengalami hal rancu. Dulu konsep pariwisata budaya. Sekarang pembangunan melemahkan budaya Bali," ucap mantan Bupati Gianyar itu.

RICO SINAGA Lumba-lumba di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Saat ini, Bali justru mengacu pada pembangunan seperti yang dilakukan oleh Singapura dan Hongkong. Namun pada saat yang sama konsep pembangunan itu menggerus kearifan lokal yang sekian lama terjadi di Pulau Dewata.

Pemerintah saat ini tengah fokus mengembangkan 10 destinasi baru yang diharapkan mendulang devisa negara sektor pariwisata.

Kesepuluh destinasi baru itu adalah Borobudur (Jateng), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Kelayang (Babel).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com