Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

56 Nelayan Bangsring Selesaikan Rekor Penyelaman Selama 28 Jam!

Kompas.com - 24/05/2016, 13:24 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Setelah melakukan penyelaman selama 28 jam di perairan Bangsring, sebanyak 56 nelayan Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupten Banyuwangi, Jawa Timur akhirnya sukses menyelesaikan rekor Muri yang digelar bersamaan dengan Banyuwangi Underwater Festival 2016.

Penyelaman pertama kali dilakukan oleh Ikhwan Arief, pengelola obyek wisata Bangsring Underwater pada Sabtu (21/5/2016) pukul 10.30 WIB. Ikhwan Arief juga salah satu pemuda pelopor nasional yang membidani lahirnya kelompok nelayan Samudera Bhakti yang saat ini mengelola destinasi wisata baru Bangsring Underwater yang juga dijadikan sebagi tempat konservasi terumbu karang.

Sebanyak 56 nelayan secara bergantian melakukan penyelaman selama 30 menit untuk setiap nelayan dan mereka didampingi oleh penyelam dari Universitas Brawijaya Malang untuk memantau perubahan dan perkembangan ekosistem di dasar laut.

Setelah 28 jam, nelayan terakhir yang melakukan penyelaman adalah Sukirno yang menyelesaikan penyelaman pada hari Minggu (22/5/2016) jam 14.00 WIB. Saat ini lelaki yang akrab dipanggil Sukir menjadi manajer pengelola Bangsring Underwater.

Kepada KompasTravel, Sukirno menjelaskan sebelum melakukan penyelaman, ke-56 nelayan berlatih menggunakan peralatan profesional karena selama ini para nelayan lebih sering menggunakan peralatan tradisional saat menyelam.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Rumah Apung Bunder Bangsring Underwater, salah satu destinasi wisata baru di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Nelayan sempat kesulitan karena tidak terbiasa menggunakan alat selam profesional. Yang paling susah ya saat pakai tabung oksigen yang beratnya 20 kilogram. Jadi ada latihan khusus agar terbiasa," jelas Sukirno.

Selama menyelam, nelayan dibekali dengan papan tulis untuk mengamati jumlah ikan dan ukurannya di daerah yang sudah ditentukan. Ada dua jenis ikan yang menjadi target penelitian dalam penyelaman tersebut yaitu ikan Baronang (Sigamus sp) dan ikan Kakatua (Scarus croicensis).

Kedua ikan tersebut, banyak ditemukan di perairan yang menjadi obyek wisata bahari berbasis konservasi Bangsring Underwater. Mereka akan mencatat jumlah dan ukuran ikan tersebut dalam radius lima meter yaitu 2,5 meter samping kiri dan kanannya, serta 2,5 meter depan dan belakangnya. Hasil dari penelitian ini akan diolah dan diteliti oleh Universitas Brawijaya.

Sementara itu Teguh Pambudi, notaris yang mencatat pelaksanaan rekor tersebut kepada KompasTravel menjelaskan selama pelaksanaan tidak ada kendala. Tercatat 56 nelayan yang ikut secara bergantian menyelam selama 28 jam dengan empat penyelam cadangan dan 29 penyelam pendamping.

"Semua pengamatan jalannya kegiatan, dan apa saja hasilnya kami catat dan dituangkan dalam akta notaris," kata Teguh Pambudi.

ARSIP HUMAS BANYUWANGI UNDERWATER FESTIVAL Seorang nelayan sedang melakukan monitoring perkembangan terumbu karang di wilayah Pantai Bangsring, di Banyuwangi, Jawa Timur.
Bukan hanya itu, para nelayan juga melakukan penyelaman untuk melakukan pengibaran bendera Merah Putih sebagai pembuka acara Banyuwangi Underwater Festival termasuk penurunan bendera.

Namun penyelaman yang dilakukan selama 45 menit tersebut tidak masuk dalam pencatatan rekor Muri. "Yang dicatat adalah penyelaman saat melakukan pengamatan di bawah laut," kata Teguh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com