Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nimatnya Sate Maranggi Asli Purwakarta

Kompas.com - 27/09/2016, 05:23 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyantap makanan khas daerah terasa lebih mantap saat berada di daerah asalnya. Seperti saat ke Purwakarta, Jawa Barat, sate maranggi jadi makanan wajib saat berkunjung ke Kota Sejuta Taman ini.

Seperti saat KompasTravel berkunjung ke Purwakarta dalam rangka berlibur, Sabtu (10/9/2016), perhentian pertama adalah Sate Maranggi dan Es Kelapa Muda Cibungur Haji Yetty. 

Dari namanya, restoran ini tentu memiliki dua menu utama, yakni sate maranggi dan es kelapa muda. Namun disamping menu tersebut, terdapat banyak menu seperti sop, gulai, nasi tutug, dan masih banyak lainnya.

(BACA: Sate Maranggi dan 7 Jajanan Kaki Lima Favorit Dunia)

Pilihan sate maranggi kemudian dibagi menjadi tiga jenis daging, yakni daging sapi, ayam, dan kambing. 

KompasTravel memesan sate maranggi dengan tiga jenis daging  dan es kelapa yang menjadi menu andalah di restoran Haji Yetty ini. Tak lama, pesenan sampai. Di restoran Haji Yetty ini proses pemesanan memang terbilang efektif dan efisien.

Kompas.com/Silvita Agmasari Sate Maranggi Cibungur Haji Yetty, Purwakarta.
Ada pramuniaga yang sigap mencatat pemesanan dan melemparkan langsung ke masing-masing penjaga pondok yang bertanggung jawab atas satu menu makanan. Cara ini terbilang efisien untuk restoran yang mampu menampung sampai seribu pengunjung.

Saatnya menjajal sate maranggi khas Cibungur. Di restoran Haji Yetty sajian sate maranggi dilengkapi sambal tomat segar.

Sepintas dilihat, sambalnya tak terlihat pedas. Karena lebih banyak komposisi tomat daripada cabai. Namun ternyata saya salah! 

Tomat yang telah dicampur cabai rawit ulek dan garam ini luar biasa pedas. Bagi Anda yang bukan pecinta pedas jangan berani mencoba sambal tomat yang pedas ini.

Namun sebaliknya jika Anda pecinta pedas, sambal tomat ini sempurna. Rasanya asam, pedas, dan gurih sangat cocok jika dipadukan untuk makan sate maranggi yang terkenal memiliki cita rasa manis.

Kompas.com/Silvita Agmasari Sambal tomat segar di sate maranggi Cibungur Haji Yetty, Purwakarta.
Lanjut ke bintang utama, yakni sajian sate maranggi. Dari ketiga jenis daging yang saya coba, sate maranggi sapi adalah yang paling lezat.

Daging sapinya sangat empuk, bumbu rempah menyerap sempurna, dan ukurannya sedang sehingga membuat saya tak terasa menyantap sepuluh tusuk sate dalam waktu singkat.

Sebaliknya untuk sate maranggi ayam dan kambing tak ada keistimewaan. Sate kambingnya justru cenderung alot dan sate ayamnya mirip sate ayam biasa. Hanya bedanya tak ada bumbu kecap atau kacang untuk melengkapi sate ini. 

Terakhir ada es kelapa segar untuk meringankan rasa pedas dari sambal tomat dan nasi tutug. Es kelapa di Restoran Haji Yetty disajikan dengan pemanis alami, bukan sirop atau pemanis buatan.  

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Sate Maranggi
Harga makanan di Restoran Sate Maranggi Cibungur Haji Yetty adalah Rp 40.000 untuk satu porsi berisi 10 sate sapi dan es kelapa muda dibanderol Rp 15.000. Restoran ini terletak di Jalan Raya Bungursari Jakarta, dekat dengan pintu keluar tol Cikampek.

Jarak menuju Purwakarta dari Jakarta sebenarnya tak jauh. Hanya berjarak dua jam apabila jalanan tak macet. Sate Maranggi Cibungur Haji Yetty banyak dipilih orang karena jaraknya yang tak jauh dengan pintu tol, memiliki parkir yang luas, dan juga dilengkapi toko suvenir yang menjual beragam suvenir khas Purwakarta. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com