Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kangen Nasi di Selandia Baru? Tenang, Ada Kedai Jual Nasi...

Kompas.com - 18/12/2016, 13:42 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

AUCKLAND, KOMPAS.com - Ada keinginan yang lazim diucapkan orang Indonesia saat bepergian ke luar negeri, yaitu "belum makan kalau belum makan nasi". Akan mudah bila liburan di negara Asia atau negara lain yang makanan pokoknya adalah nasi.

Sebaliknya, hal ini akan sulit jika Anda bepergian ke negara-negara barat yang umumnya menggunakan kentang atau roti sebagai makanan pokok atau sumber karbohidrat.

Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Utara dan Pulau Selatan. Para penduduk Selandia Baru mayoritas adalah orang Maori dan orang keturunan Eropa.

Orang Maori adalah bangsa pertama yang menetap di daratan Selandia Baru. Leluhur mereka berasal dari kawasan Polinesia. Makanan pokok mereka umumnya adalah umbi-umbian atau jagung.  

(BACA: Hanya untuk Pemberani, "Bungy Jumping" ke Sungai Terpanjang di Selandia Baru)

Sementara orang keturunan Eropa lebih memilih makan kentang atau roti sebagai sumber karbohidrat. Pertanyaannya adalah apakah akan sulit menemukan kedai atau restoran yang menjual nasi sebagai makanan sumber karbohidrat?

Ternyata tidak sulit sama sekali. Memang, Anda akan jarang menemukan restoran Indonesia kecuali di kota besar, misalnya kalau di Pulau Utara adalah Auckland dan Wellington. Namun, Anda dengan mudah menemukan kedai makanan Jepang, Korea, dan Thailand.  

Bahkan, restoran Thailand sangat mudah ditemukan di berbagai kota di Pulau Utara. Saat saya berkeliling kota Rotorua dan Taupo awal pekan ini, saya menemukan beberapa kedai restoran Thailand dengan mudah.

Makanan Asia lainnya yang kerap saya temukan adalah kedai yang menjual makanan China dan Korea. Restoran India dan kedai yang menjual makanan khas Timur Tengah juga mudah ditemukan di berbagai kota tersebut.

Namun, hal yang paling menonjol adalah sushi bar. Anda akan menemukan sushi bar di mana-mana, bahkan saat Anda kali pertama menginjakkan kaki di Pulau Utara, Selandia Baru, yaitu Bandara Auckland.

Sushi bar ini menyajikan aneka paket sushi atau sashimi dalam kemasan. Modelnya seperti kedai take away. Di Auckland sendiri, ada begitu banyak restoran Jepang. Mulai dari model kedai kecil pinggir jalan (sushi bar) hingga restoran elit.

Tak hanya di Auckland, di Rotorua dan Taupo, pun sangat mudah menemukan kedai yang menjual makanan Jepang. Perlu waktu 4 jam perjalanan darat dari Bandara Auckland menuju Rotorua dan Taupo.

KOMPAS.com/NI LUH MADE PERTIWI F Kedai yang menjual makanan Jepang di Auckland, Selandia Baru, Sabtu (17/12/2016).
Ada beberapa kota kecil yang dilewati sepanjang perjalanan tersebut. Dan, bisa dipastikan Anda akan kembali menemukan kedai-kedai yang menjual makanan Jepang.

"Ini karena kedatangan orang Jepang dan Korea di tahun 1960-an. Para pendatang ini kemudian mengenalkan makanan mereka di Selandia Baru. Jadi banyak muncul kedai yang menjual makanan Jepang," kata Elle dari The Big Food Tour, sebuah operator tur makanan, kepada KompasTravel, Sabtu (17/12/2016).

Tur yang dikelola Elle selama 13 tahun di Auckland tersebut setiap hari mengajak wisatawan mengenal lebih dekat Selandia Baru, terutama Auckland, dari sisi makanan.

Namun, bagi saya, lebih banyak kedai yang menjual makanan Jepang seperti sushi bar dibanding kedai makanan Korea.

Menurut Elle, orang Korea pun pada akhirnya mulai berjualan sushi seperti orang Jepang. Sushi dan sahimi, lanjutnya, begitu digemari orang-orang di Selandia Baru.

Hal ini mungkin karena seafood adalah salah satu makanan utama bagi orang Selandia Baru. Mereka selalu makan seafood segar setiap saat. Jika Anda masuk ke restoran mana pun, pasti ada hidangan seafood, mulai dari ikan sampai tiram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com