Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Wisatawan Batalkan Kunjungan ke Baturaden

Kompas.com - 22/03/2014, 17:21 WIB
BANYUMAS, KOMPAS — Ribuan wisatawan dari berbagai daerah membatalkan kunjungannya ke sejumlah obyek wisata di lereng Gunung Slamet di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pembatalan kunjungan dipicu informasi yang tidak jelas dan masif di sejumlah media sosial mengenai aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut sejak sepuluh hari terakhir.

Dari pantauan Kompas, kompleks Lokawisata Baturaden yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, Jumat (21/3/2014), tampak sepi. Hanya ada beberapa wisatawan yang berkunjung, sebagian besar berasal dari wilayah Banyumas.

”Informasi seputar aktivitas Gunung Slamet harus diakui mulai menurunkan jumlah pengunjung yang datang ke Baturaden. Indikasinya sudah terlihat sejak pekan ini,” ujar Sekretaris Unit Pelaksana Teknis Lokawisata Baturaden Kusmantono.

Kunjungan wisatawan anjlok, baik pada hari libur maupun hari kerja. Dia mencontohkan, pada hari Minggu (16/3/2014), jumlah pengunjung Baturaden hanya sekitar 900 orang. Padahal, pada kondisi normal kunjungan bisa mencapai 2.000 orang.

Adapun pada hari kerja, jumlah kunjungan wisatawan berkisar 400-500 orang per hari. Namun, sejak lima hari terakhir anjlok menjadi 200 orang saja.

Selain Lokawisata Baturaden, beberapa obyek wisata lain, seperti Pancuran Telu dan Pancuran Pitu, juga sepi pengunjung. Padahal, jarak kedua obyek wisata ini masih pada radius aman, yakni 3-6 kilometer dari puncak gunung. Radius steril yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi saat ini hanya 2 kilometer dari puncak gunung.

Informasi media sosial

Kusmantono mengatakan, salah satu penyebab turunnya jumlah pengunjung adalah ramainya informasi tentang Gunung Slamet di media sosial seperti Twitter dan Facebook. Namun, yang menjadi masalah, informasi yang beredar di media sosial tersebut justru sering kali terlalu berlebihan dan tidak jelas sumbernya.

”Ini yang menyebabkan banyak orang membatalkan kunjungannya ke Baturaden. Kalau pemberitaan di media massa, cetak maupun elektronik, sampai sekarang masih batas wajar dan berdasar fakta,” katanya.

Justru informasi di media sosial, kata dia, yang lebih banyak biasnya. Parahnya lagi, masyarakat lebih banyak mendapat informasi dari media-media seperti itu.

Sejak media sosial ramai memperbincangkan aktivitas Gunung Slamet yang statusnya sejak Senin (10/3/2014) dinaikkan dari aktif normal (level I) menjadi Waspada (level II), Kusmantono mengaku banyak mendapat pertanyaan mengenai kebenaran informasi tersebut. Kebanyakan menanyakan aman tidaknya Baturaden dikunjungi.

KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO Situasi Lokawisata Baturaden di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (15/3/2014), masih dipadati wisatawan. Aktivitas wisata di sekitar lereng Gunung Slamet masih normal kendati status gunung tertinggi di Jawa Tengah itu ditetapkan Waspada (level II). Pengelola masih membuka obyek wisata karena obyek wisata tersebut berada di luar kawasan radius bahaya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, dia menyampaikan bahwa Baturaden aman dikunjungi. Pasalnya, aktivitas gunung belum mengkhawatirkan. Selain itu, jarak antara puncak Slamet dan Baturaden juga cukup jauh, berkisar 6-7 kilometer.

Suswantono (35), salah satu pengelola agen wisata di Purwokerto, menuturkan, rombongan wisata dari Boyolali sebanyak 400 orang membatalkan rencana kunjungan mereka, Minggu (16/3/2014).

”Kepada panitia rombongan, kami sudah jelaskan Baturaden aman dikunjungi. Tapi, nyatanya, mereka tetap membatalkan kunjungan karena khawatir terjadi sesuatu dengan Gunung Slamet,” ujarnya.

Sepinya kunjungan wisata dikeluhkan sejumlah pedagang di obyek-obyek wisata tersebut. Wahyudi (25), pedagang cendera mata di Lokawisata Baturaden, mengaku, selama sepekan terakhir jarang ada pembeli. ”Sejak seminggu ini omzet menurun drastis. Biasanya pada akhir pekan banyak wisatawan asal Jakarta yang berkunjung ke sini, tetapi sejak seminggu terakhir tidak ada,” kata dia.

Saat normal, dia mengaku bisa meraup pendapatan hingga Rp 150.000 per hari. Namun, kini paling banyak hanya Rp 50.000. (Gregorius Magnus Finesso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com