Arief menjelaskan, dari keseluruhan dana promosi yang ada pada tahun 2015, Bali berada urutan pertama kemudian Jakarta dan Batam. Dengan mendapatkan dana cukup besar diharapkan ketiga provinsi ini mampu mendongkrak meningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Kementerian Pariwisata akan melakukan koordinasi dengan tim Dinas Pariwisata Provinsi Bali untuk membahas prioritas penggunaannya.
“Tim Kemenpar dengan tim Dinas Pariwisata Bali untuk membicarakan prioritasnya. Kita akan lihat daerah asal wisatawan. Kalau di Bali kan nomor satu Australia, kedua Tiongkok dan ketiga Jepang dan seterusnya. Anggaran Rp 100 miliar itu harus diarahkan ke asal wisatawan tersebut yang menjadi prioritasnya,” katanya.
“Untuk alokasi terhadap tujuan promosi ke negara asal wisatawan akan berbeda, baik Australia, Tiongkok maupun Jepang dan lainnya. Harus pandai di mana kita beriklan. Untuk wisman harus diundang dua bulan sebelumnya. Kalau domestik rata-rata satu bulan sebelumnya,” tambah Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.