Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Unik di Desa Berpenduduk 9 Orang di Perancis! - 2

Kompas.com - 02/04/2015, 10:17 WIB
"Mau berakhir tahun di desa Régagnas? Tidak salah? Itu kan hutan, bukan desa! Tidak ada apa-apa di sana, kecuali hutan, mana musim dingin begini, bisa beku nanti!"

Inilah kisah lanjutan liburan Dini Kusmana Massabuau bersama keluarga di desa berpenduduk 9 orang di Perancis...

---

UDARA semakin dingin, menggigit. Sarung tangan yang saya kenakan rasanya hanya basa basi, karena jari jemari tetap dibuat beku. Ketika tangan kecil Bazile saya genggam, wahhh... sarung tangannya pun begitu dingin. Bazile semakin rewel, karena udara dan gelap. Kang Dadang (David), mencoba mencari sinyal telepon, ternyata nihil. Hati-hati kami berjalan, dengan lampu dari telepon genggam saya, hanya berdasarkan nalar saja kami menuju. Menyeramkan memang, ternyata tersasar di hutan. Adam menggoda adiknya, dengan berbagai macam cerita sihir dan srigala, membuat Bazile semakin panik, namun membuat kakaknya malah terkekeh.

Saya itu paling takut gelap, mati lampu saja, serasa sesak napas. Sementara ini gelap dalam keluasan yang kami tak tahu di mana batasnya. Apa yang menunggu kami pun tak bisa kami kira. Tapi demi si kecil, saya mencoba santai, biar pun jantung sudah serasa mau lepas, saking berdetak kencang.

Setitik cahaya bergerak dari arah berlawanan. Kami berempat melihat dengan kebingungan. Kunang-kunang? Ahhh... mana mungkin. Semakin lama cahaya itu semakin besar dan mendekat. Bunyi lolongan anjing membuat Bazile menjerit histeris. "Srigala dan nenek sihir!" Badannya rapat erat, bagai lem menempel di tubuh ibunya. Tapi kami yakin, bunyi lolongan itu lebih mirip anjing.

Benar, seekor anjing dan seorang pria rupanya yang datang dari arah berlawanan. Antara senang bertemu orang dan curiga, lidah kami kelu, hingga pria tua itu berkata keras. "Hehhh, akhirnya saya bisa menemukan kalian, untung anjing saya cerdik!. Dasar orang kota, jalan-jalan di hutan seperti jalan-jalan di pertokoan, tak bawa senter, tak tahu waktu, huh!" dengus bapak tua itu.

DINI KUSMANA MASSABUAU Adam dan Bazile saat memulai perjalanan di mana jalanan dipenuhi sisa air yang membeku di tanah.
Dalam hati saya bergumam, silakan saja bapak memarahi kami, ngedumel sampai besok pun tak ada masalah, karena sekarang kami merasa aman, ada orang yang menyelamatkan kami. Dan orang tua itu yang menjadi penolong kami. Kesalahan seratus persen ada di kami yang ceroboh.

Sambil memberikan dua senter kepada saya dan Kang Dadang, dia bercerita. Bukannya dia senang mengintip, namun dia melihat kedatangan kami di Desa Régagnas. Begitu juga saat kami keluar menuju hutan. Awalnya dia pikir kami hanya akan berjalan santai layaknya turis, namun ketika pulang usai mengurus kudanya,  dilihatnya tempat kami tinggal masih gelap. Karena waktu sudah pukul 19.00 dan ketika melihat mobil kami tapi tetap di parkiran semula, dia sadar jika kami masih berada di hutan, dan kemungkinan besar nyasar.

Sebelum mencari ke hutan, orang tua sempat mengetuk berkali-kali pintu penginapan kami untuk menyakinkan jika kami memang tak ada di tempat. Akhirnya dengan anjingnya, dia memutuskan mencari kami, karena katanya dirinya tak ingin, melihat di koran besoknya jika ditemukan 4 mayat beku di tengah hutan.

DINI KUSMANA MASSABUAU Moulin de Foux kincir air dan Sungai Foux di Vissec.
Wow! Tentu saja kami terkejut mendengar, tuturnya yang terakhir, sampai merinding bulu kuduk ini membayangkan perkataan terakhir yang terlontar santai dari mulut keriputnya. Anjing bapak tua itu, begitu lincah, lari menjauh lalu kembali ke tuannya, seperti penjaga yang melihat jika situasi aman, lalu melapor dengan gonggongannya.

Kang Dadang heran, karena menurutnya saat kami datang, seolah kampung Régagnas tak berpenghuni, bahkan pemilik penginapan pun tak ada menyambut kami, sesuatu yang tak biasa bagi kami.

"Huh! Jangan heran, siapa yang mau tinggal di kampung buntu begini, apalagi kampung ini sudah dijajah oleh keluarga pemilik penginapan. Bayangkan 700 hektar semuanya milik mereka. Saya cuma punya satu rumah dan halaman kecil, semua sudah mereka kuasai, huh!" dengus Kang Dadang.

Sepertinya memang kampung yang kami tinggali memiliki cerita tersendiri antara penduduknya. Dan kami memilih menarik diri dari persoalan pelik ini. Ketika akhirnya sampai, rasa lega yang luas serasa layaknya kehausan lalu menemukan air untuk diteguk dengan nikmat.

DINI KUSMANA MASSABUAU Sebuah gereja di kampung kecil dekat Regagnas, Perancis. Di kampung ini pun tak ada manusia yang kelihatan.
Kami berterima kasih berkali-kali kepada bapak tua itu, menanyakan jika besok kami bisa bertemu. Yang dijawab dengan gelengan kepala, sambil terkekeh, lalu tangannya mengibas seolah permintaan kami, tak mungkin terwujud. Ahhh ajaib memang, tapi sudahlah yang penting kami sudah kembali ke penginapan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com