Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Upaya Indonesia Menggaet Wisatawan Vietnam

Kompas.com - 11/09/2016, 15:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

HO CHI MINH, KOMPAS.com - Perekonomian Vietnam berkembang sedemikian pesat. Sistem komunisme pada politik pemerintahannya tidak mengungkung negara itu menjadi tertutup dan kaku. Sebaliknya, pembangunan infrastruktur di kota-kota Vietnam sangat laju.

Rute-rute penerbangan ke penjuru dunia dibuka. Investasi pun menjadi sangat mudah terserap. Singkat kata, masyarakat Vietnam menuju ke arah sejahtera. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat Vietnam akan berwisata semakin tinggi.

Catatan Konsulat Jenderal RI untuk Vietnam bagian selatan, dari total 90 juta jiwa penduduk Vietnam, enam juta di antaranya berwisata ke luar negeri.

Sayangnya dari jumlah itu, hanya 50.000 warga Vietnam yang menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata. Mereka terpusat di Bali dan Yogyakarta. Sisanya lebih memilih belanja ke Singapura dan menikmati budaya Thailand serta Malaysia.

Angka tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan wisatawan Indonesia yang terbang ke Vietnam. Setiap tahun, justru semakin meningkat.

BARRY KUSUMA Mausoleum Ho Chi Minh terletak di tengah Lapangan Ba Dinh, Kota Hanoi, Vietnam.
"Oleh sebab itu kami justru memandang Vietnam adalah potensi. Pertumbuhan ekonomi Vietnam sangat mendukung mayarakatnya untuk memulai menikmati sekaligus mengenal negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebagai tujuan wisata mereka," ujar Konsuler Jenderal RI untuk Vietnam Selatan, Jean Anes kepada KompasTravel di sela-sela International Travel Expo (ITE) Ho Chi Minh City (HCMC) 2016 di Saigon Exhibition Center, Ho Chi Minh City, Vietnam, Jumat (9/9/2016).

Komunis Bukan Hambatan

Jean menolak jika ada anggapan belum tergarapnya pasar wisatawan Vietnam dengan baik karena Indonesia 'takut' terlalu terbuka dengan negara-negara komunis. Indonesia memang memiliki masa kelam dengan itu.

Menurut Jean, masyarakat Indonesia sudah terbuka dan menerima bahwa memang masih ada negara yang memiliih menganut sistem komunisme.

"Saya kira kita di Indonesia dengan pendidikan yang semakin baik dapat melihat bahwa kita tidak takut lagi dengan sistem politik komunisme atau sosialisme walaupun berbeda dengan sistem yang kita anut. Kita semakin menerima bahwa itu bagian dari pilihan negara lain yang harus dihormati," ujar Jean.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Komodo (Varanus komodoensis) hidup liar di Pulau Rinca, Jumat (10/6/2016). Populasi komodo di Pulau Rinca yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo sekitar 2.800 ekor.
Toh, wisatawan Vietnam datang ke Indonesia membawa uang, bukan membawa ideologi untuk disebarkan. Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pariwisata pun, menurut Jean, serius dalam menggarap peluang itu.

KJRI yang berpusat di Ho Chi Minh dan Kedutaan Besar RI untuk Vietnam di Hanoi aktif mendorong perusahaan agen perjalanan lokal Vietnam untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata.

Selain itu, KJRI dan Kedubes sangat mendorong acara-acara promosi wisata semacam ITE-HCMC. Sebisa mungkin, paviliun 'Wonderful Indonesia' dalam acara-acara serupa menarik minat wisatawan.

"KJRI beberapa waktu lalu juga berhasil mewujudkan sister city antara salah satu kota di Vietnam dengan Padang, Sumatera Barat. Ini membuka konektivitas. Dengan kerja sama, kami harap tempat wisata di Indonesia semakin dikenal masyarakat Vietnam. Ada juga beberapa kota lain yang sedang kami coba ke arah sana," ujar Jean.

Hingga September 2016 saja, upaya itu membuahkan hasil. Tercatat, ada sekitar 25.000 warga negara Vietnam berkunjung ke Indonesia. Jumlah itu diprediksi melampaui jumlah wisatawan tahun 2015 pada periode akhir tahun 2016.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com