JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung menjadi bandara internasional akan diresmikan akhir Januari 2017. Hal itu diungkapkan oleh anggota Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar di Belitung, Larasati Sedyaningsih.
"Persiapan menuju bandara internasional terus dilakukan. Beberapa bagian sudah selesai, seperti ruang tunggu, ruang imigrasi, tempat menurunkan bagasi, dan lainnya. Beberapa bagian masih dalam tahap penyelesaian. Akhir Januari 2017 ini sudah bisa diresmikan,” kata Larasati seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Pariwisata, Rabu (11/1/2017).
Adapun, rencana pengembangan Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung adalah penambahan panjang landasan pacu. Saat ini, Bandara HAS Hanandjoeddin memiliki panjang 2.225 meter dan lebar 45 meter.
(BACA: Turis Eropa Mulai Melirik Belitung)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tahun 2017 akan memperpanjang landas pacu menjadi minimal 2.500 meter. Dengan demikian, pesawat Boeing 737-800 yang daya angkutnya lebih besar bisa mendarat di Bandara HAS Hanandjoeddin.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan akses sebagai salah satu unsur penting dalam pengembangan destinasi.
“Di semua destinasi prioritas, bandaranya pun harus diprioritaskan untuk menjadi international airport,” jelas Arief dalam siaran pers.
(BACA: Liburan ke Belitung? Ini Pilihan Hotelnya...)
Sebelumnya, wacana untuk menjadikan Bandara HAS Hanandjoeddin berskala internasional dilontarkan Budi Karya pada acara peresmian pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Belitung Barat, Bangka Belitung, Jumat (2/9/2016).
Selain Menhub, peresmian KEK Tanjung Kelayang dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi, dan Bupati Belitung Sahani Saleh.
Menurut Menhub, jika aksesnya baik, wisatawan yang berkunjung juga semakin banyak. Selain dari dalam negeri, wisatawan mancanegara juga menjadi pasar KEK Tanjung Kelayang.
"Sesegera mungkin menjadi bandara internasional dengan menyiapkan imigrasi, bea cukai, dan lain-lain. Kita bedaki dulu terminalnya," ujar Budi saat itu. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.