Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Soekarno di Balik Pameran Lukisan "Senandung Ibu Pertiwi"

Kompas.com - 02/08/2017, 21:05 WIB
Lisa Viranda

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengangkat tema "Senandung Ibu Pertiwi", pameran lukisan koleksi Istana Negara kembali digelar pada 2 - 30 Agustus 2017 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Buku berisi koleksi lukisan milik Bung Karno menjadi pijakan pertama bagi para kurator untuk melakukan riset sebagai tahap awal persiapan pameran.

"Pertama, kami riset lewat buku koleksi lukisan milik Bung Karno. Kemudian membentangkan gagasan hingga akhirnya tercetus tema tentang Ibu Pertiwi. Tema tersebut kami pecah menjadi beberapa sub tema agar lebih fokus dan spesifik," ujar Asikin Hasan, salah seorang kurator pameran saat dijumpai KompasTravel dalam acara pembukaan Pameran "Senandung Ibu Pertiwi" di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (01/08/2017).

Ketika ditanyakan perihal satu dari 48 lukisan dalam pameran tersebut yang menyimpan cerita paling menarik, Asikin menyebut lukisan "Pantai Flores" karya Basoeki Abdullah. Lukisan yang dibuat pada tahun 1942 itu berawal dari goresan cat air di atas kertas karya Bung Karno. Kemudian Bung Karno meminta Basoeki Abdullah untuk menyalin kembali potret pemandangan Flores dalam lukisan cat minyak di atas kanvas.

"Perlu diketahui bahwa Basoeki Abdullah belum pernah ke Flores. Jadi ia membuat lukisan tersebut hanya dibantu oleh penginderaan Bung Karno terhadap Flores semasa menjalani hukuman pengasingan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda," tutur Asikin.

Mengangkat tema Senandung Ibu Pertiwi, pameran lukisan koleksi Istana Negara kembali digelar pada 2 - 30 Agustus 2017 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.KOMPAS.COM/LISA VIRANDA Mengangkat tema Senandung Ibu Pertiwi, pameran lukisan koleksi Istana Negara kembali digelar pada 2 - 30 Agustus 2017 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Berbagai lukisan koleksi Bung Karno dinilai memiliki cakupan tema yang luas. Tidak jarang hal ini menimbulkan interpretasi yang berbeda dari para kurator terhadap lukisan tertentu. Sebagai salah seorang kurator, Asikin mengaku hal ini menjadi tantangan tersendiri saat proses riset dan seleksi berlangsung.

Dengan adanya buku koleksi lukisan milik Bung Karno, Asikin menilai bahwa presiden pertama RI tersebut juga turut menginspirasi generasi penerusnya serta berperan besar dalam mewarisi pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan seni lukis di Indonesia.

"Setelah Bung Karno, ada beberapa presiden yang masih mengoleksi lukisan. Meski demikian, kualitasnya tidak sebagus pada masa Soekarno," tutup Asikin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com