GRESIK, KOMPAS.com – Tidak hanya wisata alam, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga mulai melirik wisata religi untuk bisa lebih dikembangkan di Indonesia. Salah satunya adalah kawasan wisata religi makam Sunan Giri yang berada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kemenpar berkeinginan kawasan wisata religi makam Sunan Giri yang merupakan salah satu tokoh Wali Songo tidak hanya dikunjungi oleh peziarah lokal. Namun bisa lebih berkembang, untuk menjadi rujukan destinasi wisata bagi para turis mancanegara.
“Kami memang berkeinginan, ke depan tidak hanya para peziarah dari lokal Indonesia saja yang datang berkunjung ke sini, tapi juga para tamu yang berasal dari luar negeri,” kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kemenpar, Lokot Ahmad Enda di Gresik, Kamis (30/11/2017).
(Baca juga : Candi Jolotundo, Wisata Religi Mojokerto, Airnya Bikin Awet Muda...)
Namun untuk melangkah ke arah tersebut, Lokot menyebut, masih banyak yang harus dibenahi oleh pengelola kawasan wisata religi makam Sunan Giri. Terutama, beberapa hal yang nantinya bakal memuaskan wisatawan dari mancanegara selepas berkunjung.
(Baca juga : Tak Hanya Religi, Ini Wisata Menarik Lainnya di Kabupaten Cirebon)
Beberapa hal yang dianggap masih perlu diperbaiki oleh Yayasan Makam Sunan Giri selaku pihak pengelola kawasan wisata tersebut adalah, tingkat kebersihan tempat wisata, sejarah kuat yang mendukung, papan informasi, serta guide untuk memandu para wisatawan mancanegara yang bakal hadir berkunjung.
Untuk papan informasi, Kemenpar sudah melakukan tindakan konkret dengan menyumbang dua papan interpretasi akan sejarah Sunan Giri, yang terletak di sebelah kanan dan kiri pintu keluar kawasan menuju tempat parkir.
(Baca juga : Mampir di Gresik? Cobalah Nikmati Bandeng Sambal Dabu-dabu)
“Karena papan seperti ini cukup penting bagi pengembangan, supaya pengunjung lebih tahu bagaimana sebenarnya sejarah dan cerita Sunan Giri semasa hidupnya. Saya berharap, ke depan akan ada lagi papan informasi dan juga peta lokasi yang menunjukkan akses di mana saja yang saling berhubungan,” beber Lokot.
“Sekitar 3 bulan lalu atau pada Bulan Agustus, saya dan beberapa pencinta budaya Gresik memang sempat diundang dalam acara forum grup diskusi, yang diselenggarakan oleh Kemenpar. Saya waktu itu juga ditunjuk sebagai narasumber,” ujar Kris Aji.
“Nggak tahunya, selepas acara saya diajak komunikasi dengan perwakilan Kemenpar, untuk mewujudkan dua papan interpretasi ini bersama Mataseger,” sambungnya.
Mendapatkan mandat tersebut, komunitas Mataseger pun tidak membutuhkan waktu lama dalam mewujudkannya. Karena hanya dalam waktu satu minggu, dua papan interpretasi tersebut sudah berhasil diwujudkan.
“Alhamdulillah, kini wisatawan dan peziarah sudah pasti akan mendapat wawasan dan pengetahuan lebih dari hadirnya dua papan interpretasi itu,” kata Kris Aji.
Koordinasi dengan Dinas PU
Guna penataan kawasan wisata religi makam Sunan Giri yang layak untuk wisatawan mancanegara, Lokot sempat mengatakan, memang tidak bisa langsung dilakukan oleh pihaknya lantaran terbentur dengan aturan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).