Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soe Hok Gie, Gunung Semeru, dan Lembah Mandalawangi

Kompas.com - 22/09/2019, 10:07 WIB
Silvita Agmasari,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis dan penulis Soe Hok Gie berangkat menuju Gunung Semeru pada 12 Desember 1969.

Baca juga: Bukan Ikut Tren, Ini Alasan Soe Hok Gie Gemar Naik Gunung

Bersama temannya, Aristides, Herman Onesimus Lantang, Abdurrachman, Anton Wijana, Rdy Badil, dan dua anak didik Herman Idhan Dhanvantari Lubis serta Freddy Lodewijk Lasut, Hok Gie berangkat dari Stasiun Gambir pukul 07.00 ke Stasiun Gubeng Surabaya.

Pendakian kali ini istimewa bagi Hok Gie, lantaran pada 17 Desember ia akan merayakan ulang tahun ke-27.

Baca juga: Soe Hok Gie dan Perannya yang Unik Saat Pendakian Gunung

Dalam buku Seri Buku Tempo: Gie dan Surat Surat yang Tersembunyi terbitan Kepustakaan Populer Gramedia bekerja sama dengan Tempo Publishing dijelaskan runut pendakian Gie di Gunung Semeru yang berujung petaka.

Tim berbekal buku terbitan Belanda tahun 1930 tentang panduan Naik Semeru. Mereka menggunakan jalur yang tak umum.

Jika biasanya penduduk mendaki menggunakan Desa Ranupane dengan jalur landai, tim mendaki lewat Kali Amprong mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek, sampai turun ke arah Oro Oro Ombo.

Tiba di Oro Oro Ombo, tim mendirikan kemah. Di sini rekan Hok Gie, Aristides bermimpi buruk. Ia mimpi terjadi kecelakaan di gunung dan melihat tiga mayat. Kisah mimpinya ia simpan rapat agar kawan pendakiannya tak menjadi kecut.

Melanjutkan perjalanan dari Oro Oro Ombo, Aristides memimpin dengan berjalan di depan. Pandangan jalan terutup kabut.

Hok Gie mengambil alih komando, di tengah perjalanan Hok Gie tampak termenung.

"Saya tanya kenapa dia bilang, 'Saya takut'," kata Aristides.

Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.Dokumentasi Mapala UI Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.

Perjalanan terus dilanjutkan, Di Recopodo mereka membentangkan ponco untuk jadi tempat perlindungan, meninggalkan tas dan tenda.

Mereka membawa minuman untuk bekal menuju puncak. Rombongan dibagi menajdi dua kelompok. Aristides, Hok Gie, Rudy Badil, Maman, Wiwiek, dan Freddy. Sedangkan Herman bersama Idhan.

Sampai di Puncak Mahameru jelang sore, tenaga mereka sudah habis. Hok Gie menunggu Herman yang tertinggal di belakang. Tiba-tiba rekan satu lagi Maman, mulai meracau. Akhirnya Aristides dan Freddy bahu membahu membawa Maman kembali ke shelter.

Sebelum Badil turun, Hok Gie menitipkan batu dan daun cemara untuk diberikan kepada teman-teman perempuan yang dekat dengannya. Ia juga menitipkan kamera Aristides.

Herman dan Idhan akhirnya tiba di Puncak Mahameru. Sesampainya di sana, Hok Gie sedang dalam kondisi duduk dan kemudian Idham ikut duduk, tetapi Herman tetap berdiri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com