JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pengelola Museum Kebaharian, Bambang Ismadi mengatakan kunjungan wisatawan generasi milenial ke Museum Bahari masih kurang. Menurutnya, belum ada perubahan yang signifikan terkait kunjungan wisata ke museum dari generasi ini.
“Kalau melihat kenyataan, secara umum minatnya masih kurang, sedikit, itu kebanyakan mereka yang berkunjung sebagian besar karena ada program, seperti ada kerjasama dari sekolah, kampus,” kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
Meski begitu, menurut Bambang tetap ada sebagian kecil generasi milenial yang memiliki kesadaran atau inisiatif sendiri pergi ke museum. Ia menyampaikan bahwa generasi milenial saat ini cenderung lebih minat pergi ke mal, bioskop dibandingkan museum.
Bila melihat di luar negeri, kata Bambang, generasi milenial di sana minat akan museumnya jauh lebih tinggi. Padahal tarif ke museum di luar negeri itu terbilang mahal, menurut Bambang.
“Padahal di sini tarifnya murah, tapi kok minatnya kurang, nah kemungkinan karena pelajaran khusus ini di kurikulum harus betul-betul, wajiblah pelajaran ini masuk sehingga nantinya timbul rasa simpati kemudian empati dari anak milenial, jadi gak cuma karena disuruh-suruh,” ujarnya.
Meski kenyataannya minat generasi milenial masih kurang, Bambang tetap percaya nantinya mereka akan cinta museum.
Menurutnya, kini pihak museum telah banyak melakukan perubahan khususnya museum-museum di Jakarta, begitu juga dengan dinas pariwisata.
“Kemarin ada kita buat kopi, acara ngopi di Kota Tua Jakarta, maksudnya itu salah satu tujuan supaya orang ngopi jangan di kafe, tapi di museum sambil jalan-jalan,” tambahnya.
Berdasarkan data jumlah pengunjung baik wisatawan mancanegara maupun nusantara yang diberikan pihak Museum Bahari, untuk total pengunjung dibagi menjadi tiga obyek wisata per bulannya.