Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Perang Api Para Pemuda Desa Adat Tuban, Seperti Apa?

Kompas.com - 14/10/2019, 10:23 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Para pemuda dari Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, Bali mengikuti tradisi Siat Geni atau perang api di halaman Pura Dalem Kahyangan, Minggu (13/10/2019) malam.

Dalam tradisi ini, para pemuda ini dibagi menjadi dua kelompok. Sesuai namanya, para pemuda ini berperang bersenjatakan bara dari batok kelapa yang telah dibakar sebelumnya. Perang dilakukan di halaman pura dengan keadaan gelap.

Baca juga: Mengenal Tradisi Perang Ketupat di Bali

Mereka berhadap-hadapan dengan jarak kurang lebih satu meter. Iringan gamelan menyemangati kedua belah pihak.

Dengan aba-aba kedua kelompok maju saling pukul dan saling lempar batok kelapa yang telah menyala hingga tercipta percikan api. Ritual ini dilakukan selama kurang lebih satu jam yang dimulai sekitar pukul 20.30 Wita.

I Wayan Mendra, Bendesa Adat Desa Tuban mengatakan tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini diadakan setiap tahun sekali pada bulan purnama keempat dalam kalender Bali yang tahun ini bertepatan pada 12 Oktober 2019.

"Mereka yang terlibat adalah anak muda yang meraga suci lahir batin," katanya ditemui di lokasi, Minggu (13/10/2019).

Tradisi ini wajib dilakukan saat dilangsungkannya piodalan atau hari jadi Pura Dalam Kahyangan. Saat piodalan tersebut diyakini para dewa dewi akan turun.

Baca juga: Dua Resor di Bali Masuk Resor Terbaik di Dunia Versi Conde Nast Traveler

Turunnya dewa-dewi akan diikuti para pengawalnya. Perang api ini dimaksudkan untuk menyambut pengawal dewa dewi yang disebut Kala Geni Rudra.

"Ini merupakan persyaratan yang harus atau wajib kami laksanakan dengan maksud untuk menyambut kedatangan buta kala geni rudra," jelasnya.

Menurutnya Kala Geni Rudra memang diyakini sangat menyukai api. Dengan menyambutnya, maka diharapkan warga Desa Adat Tuban akan diberkahi dengan kesejahteraan.

"Beliau pasti senang setelah disambut dengan Siat Geni. Jadi dengan senang hati akan memberi kemakmuran dan membersihkan kejahatan di Desa Adat Tuban," katanya.


Sebelum memulai tradisi ini maka harus dilakukan persembahyangan terlebih dahulu. Jadi memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar diberi keselamatan.

Kemudian para pemuda ini diberikan percikan air suci yang menyimbolkan bahwa mereka bersih secara lahir batin.

Baca juga: Hati-hati, Jangan Injak Sajen Saat Wisata di Bali

"Agar mereka bisa laksanakan Siat Geni dengan tulus dan ikhlas," katanya.

Salah satu peserta, Agung Andre (20), mengaku sangat antusias mengikuti tradisi ini. Meski tak wajib ikut serta, tetapi hal ini menjadi bentuk pertanggungjawabannya sebagai pemuda Desa Adat Tuban.


"Ini memang dilakukan turun menurun dan saya terpanggil untuk ikut," katanya.

Ia mengaku sudah tiga kali mengikuti tradisi ini. Meski berperang dengan bara api ia tak merasa khawatir. Panas hanya dirasakannya saat tradisi berlangsung.

Baca juga: Wisata di Bali, Jangan Nekat Kencing di Pohon!

Setelahnya ia tak merasakan sakit akibat bara api yang dipukulkan ke tubuhnya

"Ya, panas tadi saat perang. Sekarang sudah tidak dan gak ada yang sakit," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com