KOMPAS.com - Pariwisata mulai pulih usai dihantam pandemi Covid-19 dalam dua tahun ke belakang.
Seiring dengan pelonggaran aturan perjalanan, masyarakat tak hanya pelesiran ke destinasi-destinasi di dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Baca juga: 12 Promo dan Paket Menginap di Hotel untuk Liburan Sekolah
Perusahaan riset berbasis digital, Populix, melakukan survei terkait minat masyarakat Indonesia dalam melakukan perjalanan wisata pada fase pemulihan pascapandemi ini.
Dari survei yang dilakukan terhadap 1.000 responden pada 20-25 mei 2022, ditemukan bahwa 44 persen responden memiliki aplikasi travel online dan mayoritasnya menggunakan aplikasi tersebut dalam satu bulan terakhir, terutama untuk tujuan staycation dan rekreasi.
Mayoritas pengguna aplikasi travel online merupakan kelompok muda berusia 18-25 tahun, yakni sebesar 64 persen.
"Pengguna berusia muda cenderung lebih banyak melakukan perjalanan dibandingkan pengguna berusia dewasa," tulis Co-Founder and COO Populix, Eileen Kamtawijoyo, Populix dalam rilis survei yang diterima Kompas.com, Kamis (07/07/2022).
View this post on Instagram
Adapun 56 persen lainnya menggunakan metode lain untuk merencanakan perjalanan. Misalnya, memesan melalui agen perjalanan offline, pesan di tempat atau on the spot, dan lainnya.
Untuk aplikasi travel online yang paling banyak digunakan, sebanyak 84 persen responden menggunakan Traveloka, 54 persen responden menggunakan Tiket.com, dan 22 persen responden menggunakan Agoda.
Baca juga: Sederet Hiburan Baru di Ancol, Bisa Dikunjungi Saat Liburan Sekolah
Aplikasi travel online lain yang juga digunakan adalah Pegi Pegi (19 persen), Booking.com (15 persen), dan Airbnb (9 persen).
Seperti yang sebelumnya disebutkan, mayoritas pengguna aplikasi travel online merencanakan perjalanan berupa staycation dan rekreasi.
Angka pengguna yang mencari tempat staycation mencapai 33 persen, sementara pengguna yang mencari tempat rekreasi mencapai 29 persen.
Baca juga: 10 Wisata Subang untuk Anak dan Keluarga, Pas Buat Libur Sekolah
Sisanya, aplikasi travel online digunakan untuk kebutuhan pulang ke kampung halaman (19 persen), perjalanan dinas (6 persen), dan bekerja (5 persen).
"Staycation merupakan opsi yang paling banyak dipilih responden untuk menghabiskan liburan mereka," lanjut Eileen.