Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Sunda Kelapa, Masjid Tanpa Kubah di Menteng

Kompas.com - 06/04/2023, 14:31 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Masjid Agung Sunda Kelapa ialah wujud nyata dari penantian panjang sebuah rumah ibadah bagi umat muslim di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Inisiatif pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa telah dimulai sekitar 1951. Namun sayangnya pembangunan masjid ini mengalami banyak kendala.

Beberapa kendala yang terjadi seperti sulitnya perizinan, terjadinya peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30 SPKI), hingga terbatasnya dana pembangunan.

Baca juga: Masjid Agung Sunda Kelapa di Jakarta: Jam Buka dan Aturan Berkunjung

"Pembangunan masjid ini baru bisa terealisasi sekitar 1968 saat peletakkan batu pertama, dan diresmikan pada 1971 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Pak Ali Sadikin," kata Sekretariat Masjid Agung Sunda Kelapa M Reno Fathur Rahman kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Masjid yang sebenarnya sudah ada sejak 1908

Dikutip dari buku Menyalakan Pelita Membagi Cahaya: Perjalanan 50 Tahun Masjid Agung Sunda Kelapa (2022) dijelaskan bahwa keberadaan masjid di Kawasan Menteng sebenarnya sudah ada sejak 1908.

Masjid tersebut dulunya berada di Jalan Latuharhari. Akan tetapi, masjid ini dipindahkan ke Jalan Tangkuban Perahu karena lahan akan digunakan untuk proyek Niew Gondangdia.

Setelahnya, kawasan Menteng berubah menjadi kawasan elit Belanda saat masa penjajahan hingga Indonesia merdeka. 

Baca juga: Cara ke Masjid Agung Sunda Kelapa di Jakarta Naik KRL dan Transjakarta

Kawasan Menteng pada saat itu didominasi oleh bangunan rumah mewah serta perkantoran. Sayangnya, tidak ditemukan masjid untuk tempat ibadah umat Islam di sana.

"Setelah Indonesia merdeka, banyak yang mengisi rumah di kawasan ini, tapi susah mencari tempat ibadah buat umat muslim. Alhasil, dicetuskan untuk membangun masjid di kawasan Menteng," jelas Reno.

Gerbang Masjid Agung Sunda Kelapa.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Gerbang Masjid Agung Sunda Kelapa.

Inisiatif pembangunan masjid di kawasan Menteng digagas oleh H.B.R Motik dan Subhan sekitar 1951.

Mulanya, lokasi yang akan dijadikan sebagai masjid yaitu kawasan di sekitar Taman Sunda Kelapa.

Baca juga: Tips Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa, Pilih Waktu yang Tepat

Akan tetapi usulan tersebut ditolak oleh pejabat pemerintahan DKI Jakarta pada saat itu. Rencana pembangunan masjid sempat ditunda cukup lama karena peristiwa G30 SPKI.

Pascaperistiwsa G30 SPKI, harapan mendirikan masjid kembali tumbuh dan direncanakan akan mengalihfungsikan gedung Adhuc Stat (sekarang gedung Bappenas) menjadi masjid.

Gedung Bappenas di kawasan Menteng.Dok.Shutterstock/Sony Herdiana Gedung Bappenas di kawasan Menteng.

Hal ini kemudian didukung dengan dilantiknya Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berangkat dari situ, dibentuklah panitia untuk mendirikan masjid di Menteng.

Adapun pertimbangan pemilihan gedung Adhuc Stat (gedung Bappenas) sebagai masjid yaitu karena lokasinya yang strategis, kawasan yang cukup luas, dan tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya untuk pengalihfungsian bangunan.

Baca juga: Sejarah Jakarta, dari Sunda Kelapa hingga Jadi Ibu Kota Negara

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com