Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gebong Memarong, Tujuh Bangunan Tradisional Suku Lom di Bangka

Kompas.com - 22/04/2023, 10:10 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Tujuh bubungan rumah panggung berdiri megah di lahan Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Belinyu, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Rumah yang keseluruhannya dibuat secara tradisional itu merupakan replika rumah asli Suku Lom atau Suku Lum, yakni suku yang diyakini pertama kali bermukim di Bangka dan ketika itu belum mengenal peradaban modern.

Lom atau Lum sendiri merujuk pada pengertian kata belum mengenal kemajuan. Suku Lum diyakini berasal dari berbagai etnis, termasuk dari kalangan melayu Bangka dan Tionghoa yang memilih hidup mengasingkan diri.

Baca juga: Perang Ketupat, Tradisi Jelang Ramadhan di Bangka Belitung

Mereka pada mulanya tinggal di hutan-hutan sembari membangun keterampilan bercocok tanam dan beternak di sekitar rumah mereka.

Saat ini, ketujuh rumah panggung tersebut menjadi bagian dari Kampung Adat Gebong Memarong. Lokasi ini dijadikan sebagai warisan budaya sekaligus destinasi pariwisata.

Rumah adat yang sebenarnya sudah punah

Sekretaris Lembaga Adat Mapur Arsi Harmoko mengatakan, Memarong atau rumah adat suku lum atau orang mapur zaman dulu sesungguhnya sudah punah.

Kemudian masyarakat setempat berinisiatif untuk melestarikan budaya tersebut agar tidak punah, sehingga terwujudlah Kampung Adat Gebong Memarong di Dusun Air Abik.

"Jadi oleh lembaga adat, Rumah Memarong dibangun kembali, supaya generasi muda tahu kalau dulu nenek moyang kita memiliki rumah adat seperti ini," kata Arsi di Dusun Air Abik, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Buang Jung, Tradisi Merawat Laut dari Bangka Selatan

Pembangunan Kampung Adat Gebong Memarong diawali dengan Ngujem Tiang Kampung Adat Gebong Memarong beberapa waktu lalu. Ada tujuh Gebong atau tujuh bubung rumah tradisional yang dibangun di Kampung Adat ini.

Tujuh Gebong Memarong ini nantinya akan difungsikan untuk home stay tradisional sebanyak empat unit, balai adat, galeri, dan museum. Bangunan berbentuk panggung yang beralaskan kayu ibul, dengan dinding kulit kayu dan beratapkan nipah.

Punya ciri khas yang berbeda

Setiap bangunan Memarong ini memiliki ciri khas yang berbeda mulai dari jenis ikatan, jenis kayu, maupun bahan lainnya yang dibuat semirip mungkin dengan rumah adat Orang Lum.

"Kampung Adat Gebong Memarong untuk melestarikan kehidupan Orang Lum, tidak hanya bangunan rumahnya saja, melainkan juga tradisi dan kearifan lokal Orang Lum agar bisa dilihat kembali oleh generasi saat ini," ujar Arsi.

Baca juga: Wisata Populer Bangka Selatan, Ada Pantai dan Festival Mengarak Telur

Pj Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu saat kunjungan ke Gebong Memarong mengingatkan agar Kampung Adat Gebong Memarong dilestarikan sebagai kekayaan budaya milik daerah.

"S2 saya sosiologi Universitas Indonesia, kami juga belajar antropologi. Jadi konsep-konsep seperti ini, konsep pemberdayaan, bagaimana kita membuat masyarakat itu menjadi berdaya. Hal ini memang harus kita perhatikan, kehadiran pemerintah salah satunya seperti ini, dan kehadiran dari swasta, perusahaan dan masyarakat ini sudah di lakukan oleh lembaga adat di Mapur," ujar Suganda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Promo Masuk Ancol Gratis mulai 1 Juni 2024, Simak Syaratnya

Ada Promo Masuk Ancol Gratis mulai 1 Juni 2024, Simak Syaratnya

Travel Update
Maskapai Ini Punya Penerbangan Bersama Anjing, Harganya Rp 97 Jutaan

Maskapai Ini Punya Penerbangan Bersama Anjing, Harganya Rp 97 Jutaan

Travel Update
Dieng Caldera Race 2024 Digelar mulai 7 Juni 2024

Dieng Caldera Race 2024 Digelar mulai 7 Juni 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Koryu Space Japan Foundation, Gratis Masuk

Cara Berkunjung ke Koryu Space Japan Foundation, Gratis Masuk

Travel Tips
Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

BrandzView
Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Travel Update
Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Travel Update
Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com