KOMPAS.com - Sebutan "China benteng" mungkin terdengar tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta dan sekitarnya. Sebutan ini umumnya disematkan kepada warga keturunan China yang tinggal di Tangerang, Banten.
Pemandu wisata Museum Benteng Heritage di Tangerang bernama Martin menjelaskan, sebutan China Benteng bermula dari kedatangan pelaut terkenal asal China yakni Laksamana Ceng Ho.
Baca juga:
Kala itu, Laksamana Ceng Ho sedang melaut ke Indonesia dan mengejar seorang pemberontak ke daerah Palembang, Sumatera Selatan.
"Setelah dari Semarang, Ceng Ho kembali ke Sumatera Selatan untuk menangkap seorang pemberontak," kata Martin saat memandu wisata di Museum Benteng Heritage, Sabtu (24/6/2023).
Saat berlayar ke Palembang dan melewati Laut Banten, ia memerintahkan anak buahnya untuk tinggal di daerah itu.
Anak buah Ceng Ho kemudian memutuskan untuk mendarat di daerah Teluk Naga yang menjadi salah satu tempat pembuangan air di Tangerang.
Baca juga:
Mereka pun akhirnya tinggal di Tangerang sambil membuka lahan pertanian di tepian Sungai Cisadane hingga akhirnya anak buah Laksamana Ceng Ho melakukan pernikahan silang dengan warga Indonesia.
"Kemudian mereka berbaur dengan masyarakat lokal dan kemudian terjadilah perkawinan campuran yang disebut sebagai peranakan," ujarnya.