Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Sedekah Bumi di Jepara, Warga Serbu 50 Gunungan

Kompas.com - 02/07/2023, 13:17 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah berdesak-desakan berebut 50 gunungan dalam tradisi sedekah bumi yang dipusatkan di lapangan desa setempat, Sabtu (01/07/2023) siang.

Gunungan berupa hasil pertanian tersebut ludes dalam hitungan kurang dari 1 menit.

Baca juga: Sejarah Singkat Sedekah Bumi

Sebelumnya, gunungan setinggi 2,5 meter tersebut terlebih dahulu diarak bersama dengan 55 tumpeng mengelilingi desa dengan diangkut mobil pick up

Selain pawai gunungan, sedekah bumi diramaikan pula dengan berbagai macam karya seni patung, serta para peserta yang mengenakan pakaian khas Jawa.

Kepala Desa Jambu Timur Muhammad Aris mengatakan, prosesi apitan dimulai sejak pukul 13.00 hingga 16.00 WIB dan berlangsung meriah.

 

Baca juga: Dipenuhi Raksasa, Warga Sumari Gresik Sambut Kembalinya Sedekah Bumi

Arak-arakan kemudian berakhir di lapangan Desa Jambu Timur. 

"50 gunungan didoakan terlebih dahulu oleh pemuka agama Islam sebelum diperebutkan," kata Aris.

Tanpa menunggu aba-aba, usai doa yang dilantunkan rampung, ratusan warga baik tua maupun muda pun langsung merangsek maju untuk berebut puluhan gunungan yang telah dipersiapkan.

Mereka bersuka cita menyerbu sayuran dan buah-buahan isi dari puluhan gunungan tersebut.

"Ini ngalap berkah supaya kehidupan dinamis dan perekonomian maju. Gunungan ini adalah hasil bumi dari kebun atau sawah warga," ungkap Aris.

Baca juga: Acara Sedekah Bumi di Blora Digelar secara Unik, Jambean Pakai Gedebok Rebut Berbagai Hadiah

Tradisi warisan leluhur

Menurut Aris, prosesi sedekah bumi adalah warisan leluhur yang sudah berlangsung turun temurun.

 

Warga Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah berebut gunungan dalam tradisi sedekah bumi di lapangan desa setempat, Sabtu (01/07/2023) siang.KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Warga Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah berebut gunungan dalam tradisi sedekah bumi di lapangan desa setempat, Sabtu (01/07/2023) siang.

Apitan atau "nyadran" ini sebagai pengejawantahan rasa syukur masyarakat kepada sang pencipta atas melimpahnya hasil panen. Adapun puncak proses sedekah bumi yaitu acara wayangan.

"Generasi penerus wajib nguri-nguri budaya. Ini positif dan sudah sepatutnya dilestarikan. Selain mengingatkan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ada nilai toleransi dan gotong royong dalam kegiatan ini," terang Aris.

Baca juga: 10 Wisata Jepara, Ada Museum Kartini dan Taman Air Terbesar di Jateng

Usai berebut gunungan, ratusan warga kemudian menyantap 55 tumpeng yang sebelumnya juga ikut diarak.

"Puncak sedekah bumi yakni wayangan," pungkas Aris.

Sementara itu Sri Martini (58) warga Desa Jambu Timur mengaku senang bisa ikut beramai-ramai berebut gunungan.

"Alhamdulillah, saya dapat beberapa sayuran, nanti akan saya masak biar berkah. Semoga kirab gunungan tahun tahun depan lebih meriah dan sukses " tutur Martini.

@kompastravel Lagi di Magelang? Jangan lupa mampir ke Silancur Highland!Pemandangannya tiada tanding dan tempatnya itu super calming. Kalau mau ke sini, aku saranin datangnya jam 5 pagi biar bisa sekalian lihat sunrise guys! Kalau mau ke sini, harga tiketnya Rp 10.000 (Senin-Sabtu) dan Rp 15.000 (Minggu dan hari libur). Menarik banget ga sih! #exploremagelang #magelanghits #magelanginfo #magelangcity ? Sebusur Pelangi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com