Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Masyarakat Umum Dilarang Pelihara Satwa Liar, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 11/08/2023, 11:11 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren memelihara hewan memang terdengar umum oleh masyarakat. Adapun hewan yang lumrah dipelihara oleh manusia yakni kucing, anjing, ikan, marmut, atau bahkan kuda.

Akan tetapi, saat ini ada pula beberapa kalangan masyarakat yang mencoba memelihara satwa liar, seperti harimau, singa, buaya, bahkan ular.

Kurator satwa Taman Safari Indonesia, Ami mengatakan bahwa satwa liar tidak seharusnya dipelihara oleh manusia.

Baca juga: 8 Kebun Binatang di Jawa Timur, Ada yang Terbesar di Asia 

"Kalau saran saya jangan pelihara satwa liar, saya keras dengan itu. Anjing dan kucing saja masih bisa dipelihara, kenapa harus satwa liar?" kata Ami saat ditemui di Neo Soho, Jakarta Barat, Rabu (9/8/2023).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Kendati demikian, Ami mengatakan ada alasan mengapa satwa liar tidak seharusnya dipelihara oleh manusia.

Alasan Masyarakat Umum Dilarang Pelihara Satwa Liar

Satwa liar biasanya bisa ditemui langsung di alam bebas, kebun binatang, atau di Taman Safari Indonesia.

Hal ini mengingat banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menampung satwa liar secara legal.

Baca juga: Solo Safari Dibuka untuk Umum, Bisa Lihat Komodo

Persiapan ini mulai dari unsur kesehatan satwa, unsur kenyamanan, kesejahteraan, dan area untuk melepas stres satwa liar.

"Satwa liar itu habitatnya di alam, jadi mereka harus berinteraksi dengan sesuatu yang memang ada di alam, termasuk makanannya," kata Ami.

Singa di Solo Safari.ANTARA/HO-Solo Safari Singa di Solo Safari.

Ami melanjutkan bahwa apabila satwa liar bersentuhan langsung dengan manusia, apalagi dipelihara, maka akan berpotensi membuat satwa liar menjadi stres.

"Memang disarankan satwa liar itu tidak disentuh langsung oleh manusia. Kalau iya, akibatnya mereka akan lebih stres," ujar Ami.

Ia menambahkan, saat ini banyak masyarakat umum yang memutuskan untuk memelihara satwa, khususnya satwa liar karena dinilai lucu ketika masih kecil.

Baca juga: Singa Mulai Diuji Coba Lepas Liar di Solo Safari

Akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang akhirnya merasa tidak sanggup untuk memelihara satwa liar karena takut ketika satwa sudah tumbuh besar

Amin mengatakan, jika masyarakat yang sudah terlanjur memelihara satwa liar dan merasa tidak sanggup, sebaiknya menginfokan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.

"Kalau tidak sanggup, infokan ke BKSDA, nanti akan ada petugas yang datang. Akan tetapi, sejauh ini kebanyakan masyarakat tidak melapor karena takut ditanya-tanya oleh petugas," pungkas Ami.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com