Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Museum di Pulau Sumatera Pamerkan Koleksi Naskah Kuno

Kompas.com - 11/08/2023, 21:33 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Sebanyak 17 museum di Pulau Sumatera memamerkan 75 koleksi filologika atau naskah kuno dari Kamis (10/8/2023) sampai Senin (14/8/2023).

"Koleksi filologika yang ditampilkan itu ditulis pada tempo dulu dan semuanya berisi ilmu pengetahuan di masa lalu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, dikutip dari Antara, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Mengenal Pacuan Kuda Gayo Aceh untuk Merayakan Kemerdekaan RI

Adapun ke-17 museum tersebut adalah:

  1. Museum Aceh
  2. Museum Tsunami Aceh
  3. Museum Sumatera Utara
  4. Museum Adityawarman Sumatera Barat
  5. Museum Sang Nila Utama Riau
  6. Museum Siginjei Jambi
  7. Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan
  8. Museum Bengkulu
  9. Museum Ruwa Jurai Lampung
  10. Museum Sriwijaya
  11. Museum Pidie Jaya
  12. Museum Kota Lhokseumawe
  13. Museum Samudera Pasai Aceh Utara
  14. Museum Bireuen
  15. Museum Kota Langsa
  16. Museum UIN Ar-Raniry
  17. Museum Ali Hasjmy Banda Aceh

Pameran filologika ini, lanjut Almuniza, terdiri dari koleksi naskah yang membahas beragam ilmu pengetahuan, mulai dari tabir mimpi, pengobatan, hingga hukum adat. Penulisannya dilakukan di media yang berbeda.

Sementara itu, Kurator Museum Lampung bernama Medagiri mengatakan, pihaknya memajang enam koleksi filologi peradaban sejarah Lampung. Koleksi tersebut ditulis dalam aksara had lampung di kulit kayu halim.

Baca juga:

Pengunjung saat melewati salah satu area di Museum Tsunami, Banda Aceh, Selasa (29/11/2022).KOMPAS.com/ADITYO WISNU Pengunjung saat melewati salah satu area di Museum Tsunami, Banda Aceh, Selasa (29/11/2022).

"Koleksi diperkirakan berasal dari abad ke-17 diketahui karena bertuliskan aksara Lampung kuno yang pada waktu itu sudah punah," ujar Medagiri.

Adapun menurut Direktur Event Daerah, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Reza Fahlevi, pameran naskah kuno ini menjadi salah satu upaya melestarikan budaya dan memberikan ilmu pengetahuan baru.

Baca juga: Waktu Terbaik Mengunjungi Aceh, Bisa Datang Saat Kenduri Maulid

Tidak hanya itu, pameran ini juga bisa menginspirasi berbagai industri menjadi MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran), ide dan aktivasi dalam festival, icon destinasi wisata, serta ekonomi kreatif.

"Filologi merupakan konten yang kaya dan luhur sekaligus unik untuk didalami dan dikembangkan dalam konteks pariwisata," ujar Reza.

Baca juga: 7 Fakta Tradisi Meugang di Aceh Jelang Idul Adha 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com