Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerugian akibat Polusi Udara Jakarta Capai Rp 21,5 Triliun, Tak Hanya di Sektor Pariwisata

Kompas.com - 22/08/2023, 12:01 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa dampak polusi udara terhadap ekonomi secara luas mencapai kerugian di angka Rp 21,5 triliun.

"Ini yang sempat saya bilang beberapa waktu lalu, kajian dan assessment dari tim independen (mengenai) kemungkinan dampak polusi terhadap ekonomi secara luas, bukan hanya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (21/8/2023).

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Kemenparekraf Tetapkan WFH

Menambahkan dari laman Kemenparekraf, kerugian Rp 21,5 triliun akibat polusi udara ini juga disampaikan Sandiaga saat upacara peringatan HUT ke-78 RI di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Kamis (17/8/2023).

Data yang menjadi acuan dalan perkiraan kerugian akibat polusi udara ini yakni data dari IQAir bekerja sama dengan Greenpeace.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Untuk diketahui, IQAir ialah perusahaan teknologi asal Swiss yang khusus memantau perkembangan kualitas udara.

Sementara Greenpeace ialah lembaga swadya masyarakat serta organisasi lingkungan internasional yang berpusat di Amsterdam, Belanda.

Baca juga: Polusi Udara, Banyak Warga Jakarta Main ke Kebun Raya Cibodas

Angka kerugian tersebut diperoleh IQAir dan Greeenpeace setelah melakukan survei di 28 kota secara real time di seluruh dunia pada 2020.

Suasana car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat , hari ini, Minggu (20/8/2023).KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Suasana car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat , hari ini, Minggu (20/8/2023).

Berdasarkan data IQAir per Selasa (22/8/2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan kualitas udara paling buruk di dunia.

Adapun indeks kualitas udara Indonesia terpantau pada pukul 09.08 WIB yakni 172 dan masuk ke dalama kategori tidak sehat.

Baca juga: Pemprov Banten Segera Ikuti Jejak Jakarta, Terapkan WFH untuk Sebagian ASN

Guna mengurangi polusi udara, pemerintah menganjurkan masyarakat naik transportasi umum jika bepergian.

Aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta juga work from home (wfh) atau bekerja dari rumah guna mengurangi polusi dari kendaraan pribadi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com