Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Mengunyah Permen Karet di Pesawat, Ini Alasannya 

Kompas.com - 09/10/2023, 10:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Ada sejumlah tips naik pesawat yang bermanfaat bagi kenyamanan penumpang selama perjalanan. Termasuk, tips seputar makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari selama perjalanan demi kenyamanan penumpang.

Sejumlah dokter menyarankan penumpang untuk menghindari mengunyah permen karet di dalam pesawat. Lantas, apa alasannya? Simak ulasannya berikut ini.

Baca juga:

Aturan membawa permen karet ke pesawat 

ilustrasi permen karet
Unsplash/Marvin Meyer ilustrasi permen karet

Sebagian besar makanan ringan dapat dibawa ke dalam pesawat, baik di kabin maupun bagasi terdaftar, seperti dilansir dari Executive Flyers. Permen karet termasuk dalam kategori makanan ringan yang boleh dibawa ke dalam pesawat.

Sementara, penumpang harus berhati-hati jika membawa makanan dalam bentuk cair. Sebab, ada batasan cairan yang boleh dibawa ke dalam pesawat yakni 100 ml.

Sejumlah makanan yang perlu diwaspadai saat dibawa ke dalam pesawat, antara lain, krim keju, selai, yogurt, minyak, cuka, makanan kaleng, dan bahan makanan dalam bentuk cair lainnya.

Meskipun penumpang boleh membawa permen karet ke dalam pesawat, namun ada beberapa hal penting yang harus penumpang ketahui sebelum makan camilan tersebut dalam perjalanan.

Baca juga:

Hindari mengunyah permen karet di pesawat 

Sebagian pendapat menyatakan bahwa mengunyah permen karet di dalam pesawat, terutama saat lepas landas dan mendarat, merupakan ide yang bagus. Melansir dari Executive Flyers, mengunyah permen karet dapat mengurangi sakit telinga akibat perubahan tekanan udara.

Alasannya, mengunyah permen karet membantu membuka saluran eustachius di dalam telinga, sehingga membantunya menyesuaikan dengan perubahan tekanan udara.

Namun demikian, sejumlah dokter justru menyarankan penumpang pesawat menghindari mengunyah permen karet selama perjanalan. Masih dari sumber Executive Flyers, mengunyah permen karet dapat membuat penumpang kembung, karena meningkatkan jumlah gas di perut.

Pada akhirnya, penumpang berpotensi menjadi lebih lesu selama perjalanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com