JAKARTA, KOMPAS.com - Wisata medis (medical tourism) dan wisata kebugaran (wellness tourism) di Indonesia dinilai memiliki potensi yang cukup besar, namun promosinya masih belum maksimal.
"Indonesian health tourism (wisata kesehatan Indonesia) salah satu yang terbesar dari Medan, yang jadi pusat wisata kesehatan karena Medan dekat dengan Penang dan Kuala Lumpur," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat Weekly Press Briefing di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Baca juga:
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kesehatan untuk Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan, Laksono Trisnantoro mengatakanbahwa, selain wisata medis, Indonesia juga unggul dari segi wisata kebugaran.
"Ada satu lagi yaitu wellness tourism, untuk orang sehat yang ingin lebih sehat lagi, menjadi menarik, lebih slim. Ini yang bisa dikembangkan untuk resor-resor di seluruh Indonesia," kata Laksono.
Ia mencontohkan Eropa yang memiliki water thermal berusia ratusan tahun, yang mana di tempat-tempat wisata sudah memiliki pusat diagnosis tersendiri.
"Tapi kita di Indonesia belum ada satu pun," imbuhnya.
Sementara itu, lanjutnya, Indonesia juga memiliki potensi alam yang bisa dijadikan sebagai wisata kebugaran, namun belum tergarap secara maksimal.
Baca juga:
"Seperti di Guci (Jawa Tengah), air panasnya hanya untuk mandi atau berenang, tidak ada yang untuk thermal care, (padahal) itu di Alpen mahal banget, tapi kita belum ada," tutur Laksono.
Oleh karena itu, ia menyebut pihaknya tengah mendorong resor-resor di tempat wisata yang potensial, untuk bekerja sama dengan rumah sakit membuat paket-paket wisata kebugaran.