KOMPAS.com - Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Terowongan kereta api menjadi salah satu bagian infrastruktur penting perketaapian Indonesia.
Beberapa terowongan kereta api sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda dan masih aktif hingga saat ini. Kondisi topografi Indonesia, menjadikan sejumlah terowongan kereta api melintasi pegunungan dan perbukitan.
Baca juga:
Karenanya, ada sejumlah terowongan kereta api terpanjang di Indonesia karena harus membelah pegunungan atau perbukitan.
Berikut lima terowongan kereta api terpanjang di Indonesia, seperti dihimpun Kompas.com.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengungkapkan, terowongan kereta api terpanjang di Indonesia adalah Terowongan Wilhelmina. Namun, terowongan sepanjang 1.127 meter ini, sudah tidak aktif lagi saat ini.
Lokasi Terowongan Wilhelmina berada di Jalan Pantai Karapyak, Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
“Terowongan kereta api non aktif terpanjang yang ada, adalah terowongan kereta api Wilhelmina dengan panjang 1.127 meter,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Joni menutrukan, asal nama terowongan ini berasal dari nama ratu Kerajaan Belanda yang memerintah pada 1890, yakni Wilhelmina Helena Pauline Maria.
Dibangun pada 1913-1916, Terowongan Wilhelmina merupakan salah satu pembangunan terowongan yang rumit dengan risiko cukup besar, biaya cukup mahal, penggunaan teknologi tinggi, dan pengerahan tenaga cukup banyak.
Baca juga:
Terowongan kereta api terpanjang di Indonesia selanjutnya adalah Terowongan Sasaksaat yang berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Joni menuturkan, terowongan sepanjang 949 meter ini, masih aktif hingga sekarang.
“Terowongan kereta api terpanjang yang masih aktif adalah terowongan dekat Sasaksaat dengan panjang 949 meter,” katanya.
Terowongan yang membelah perbukitan Cidepong ini, berada dekat dengan Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat. Terowongan Sasaksaat dibangun pada 1902, oleh pemborong Eropa dengan menggunakan teknik teknologi dari Belgia.
Saat ini, Terowongan Sasaksaat berada di bawah kewenangan KAI Daop 2 Bandung. Sejumlah kereta yang melintasi Terowongan Sasaksaat antara lain kereta api jarak jauh Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta, dan kereta angkutan barang.