KOMPAS.com - Bagi penonton serial Gadis Kretek, tentunya tidak asing dengan salah satu adegan paling menyentuh yakni pertemuan antara Dasiyah atau Jeng Yah (diperankan Dian Sastrowardoyo) dan Soeraja (Ario Bayu) di stasiun, setelah sempat berpisah.
Ternyata, adegan tersebut diambil di Stasiun Tuntang yang berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Tepatnya di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Baca juga:
Stasiun Tuntang merupakan salah satu stasiun bersejarah di Pulau Jawa, yang banyak dikunjungi wisatawan.
Ada beragam fakta tentang Stasiun Tuntang yang menarik untu diketahui, sebagai berikut.
Stasiun Tuntang merupakan stasiun kecil atau stasiun kelas III, berdasarkan informasi dari KAI Heritage. Meskipun kecil, namun Stasiun Tuntang berperan penting dalam angkutan produk perkebunan seperti karet, gula, cokelat, kopi yang dibawa menuju Ambarawa lewat Stasiun Tuntang.
Stasiun ini dibangun pada 1871 dan resmi beroperasi pada 21 Mei 1873, bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Kedungjati – Ambarawa.
Itu berarti, usia Stasiun Tuntang sudah mencapai 152 tahun. Adapun bangunan yang kita lihat sekarang ini merupakan generasi kedua yang berasal dari 1905.
Stasiun Tuntang dibangun oleh Netherlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yakni perusahaan kereta api swasta Belanda.
Dalam serial Gadis Kretek, penonton bisa menyaksikan gaya arsitektur Stasiun Tuntang yang bertema heritage. Berdasarkan informasi dari situs Kemdikbud, gaya arsitektur tersebut disebut Chalet NIS yang diperkenalkan oleh NIS.
Rancangan Chalet NIS tersebut digunakan untuk stasiun-stasiun yang dibangun pada awal abad ke-20. Arsitektur Stasiun Tuntang mirip sekali dengan Stasiun Bringin yang juga berada di jalur Kedungjati – Ambarawa.
Pada 1 Juni 1970, Stasiun Tuntang sempat ditutup sementara bersamaan dengan penutupan jalur Yogyakararta-Kedungjati. Stasiun bersejarah ini harus menerima kenyataan pahit kalah bersaing dengan transportasi lain dan kendaraan pribadi.
Saat berhenti operasi, Stasiun Tuntang dijadikan museum.
Pada 2002, jalur Ambarawa-Tuntang kembali dibuka usai renovasi jalur dan bangunan stasiun untuk dilalui kereta uap wisata atau kereta diesel vintage.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram