KOMPAS.com - Belum lama ini, dekompresi eksplosif telah terjadi pada pesawat Alaska Airlines penerbangan 1282.
Kejadian ini disebabkan jendela pesawat (sumbat badan pesawat) lepas dari badan pesawat.
Dilansir dari CNN Travel, peristiwa tersebut mengakibatkan ledakan keras, guncangan, dan udara dingin yang tiba-tiba masuk ke dalam kabin.
Baca juga: Kabin Pesawat Berasap dan Suara Bising pada Penerbangan Jakarta-Medan, Ini Kata Batik Air
Para penyelidik kemudian mencari tahu penyebab dari insiden tersebut, yang secara tiba-tiba mengalami hilangnya tekanan kabin dan risiko bagi penumpang di dalamnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kabin pesawat perlu diberi tekanan udara saat pesawat terbang di ketinggian.
"Alasan mengapa pesawat diberi tekanan adalah demi kenyamanan penumpang," kata Graham Braithwaite, seorang profesor keselamatan penerbangan dan investigasi kecelakaan di Cranfield University di Inggris, dikutip dari CNN Travel.
Menurut dia, saat pesawat mengudara, tekanan kabin menjadi sekitar 2.500 meter. Jadi, jika kamu terbang di ketinggian 10.000 meter, kabin akan terasa tetap seperti berada di ketinggian 2.500 meter.
Baca juga: Kenapa Suhu Kabin Pesawat Dingin? Ternyata Disengaja
Tekanan pada pesawat sangat diperlukan karena seiring bertambahnya ketinggian, udara akan menjadi berkurang.
Efek ini dapat dirasakan dengan jelas setelah melewati ketinggian sekitar 3.000 meter, itu sebabnya kabin penumpang diatur pada tekanan sekitar 2.500 meter.
Sehingga, penumpang yang berada di dalam pesawat akan merasa nyaman tanpa terlalu banyak tekanan udara.
Dalam kasus dekompresi yang cepat atau eksplosif, seperti yang terjadi pada penerbangan Alaska Airlines, masker oksigen akan secara otomatis turun ke bawah.
Awak pesawat akan segera menurunkan pesawat di ketinggian sekitar 3.000 meter sehingga udara masih bisa dihirup.
Baca juga: 8 Benda yang Dilarang untuk Dibawa ke Kabin Pesawat, Ini Daftarnya
Setelah berhasil mendarat dengan selamat, pesawat kemudian akan ditemui oleh tim penyelamat.
Efek yang akan dirasakan penumpang apabila tekanan udara di kabin pesawat menurun adalah hipoksia.
Hipoksia terjadi ketika tubuh kekurangan oksigen, dan hal ini dapat sangat mengganggu fungsi kognitif, sehingga mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk.