KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) menargetkan kunjungan sebanyak 1,2 sampai 1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2024.
Guna mencapai target tersebut, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menurunkan harga tiket pesawat.
Dilansir dari Tribun Travel, Minggu (4/2/2024), mahalnya tiket pesawat merupakan tantangan untuk mencapai target pergerakan wisnus.
Baca juga: Apa Beda Business Class dan First Class di Pesawat?
“Masyarakat masih mengeluhkan harga tiket pesawat yang tinggi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dilansir dari Tribun Travel.
Lihat postingan ini di Instagram
Sandiaga pun mengaku sudah mendengarkan aspirasi dan keluhan soal tiket pesawat mahal itu sejak sembilan bulan terakhir.
Menurut Sandiaga, salah satu penyebab kenapa tiket pesawat domestik mahal adalah kurangnya jumlah pesawat yang beroperasi.
“Jumlah pesawat yang beroperasi jauh lebih sedikit dibanding sebelum pandemi Covid-19,” ujar dia.
Baca juga: Penumpang Nakal di Pesawat Jadi Lebih Buruk Pascapandemi
Karena sedikitnya pesawat yang beroperasi, jumlah kursi pesawat pun menjadi kurang sehingga harga tiket pesawat naik.
"Sebelum pandemi, jumlah pesawat yang beroperasi di atas 700 dan sekarang hanya 400. Jadi ada defisit sekitar 300," kata Sandiaga Uno beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.
Pihak Sandiaga saat ini juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan.
Baca juga: Pentingnya Patuhi Instruksi Pramugari di Pesawat Demi Keselamatan
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan para pelaku kepentingan sehingga ada langkah-langkah konkret untuk menurunkan harga tiket pesawat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.