Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Domestik Masih Mahal, Ini Upaya Kemenparekraf

Kompas.com - 25/01/2024, 07:27 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengakui mahalnya tiket pesawat domestik yang dikeluhkan masyarakat selama setahun belakangan.

Sandiaga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menurunkan harga tiket pesawat, di antaranya Kemeterian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan.

"Segala kemungkinan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik telah kami lakukan dan akan terus kami koordinasikan dengan pemangku kepentingan," kata Sandiaga dalam Weekly Breef with Sandiuno, Senin (22/1/2024).

Sandiaga menuturkan, kenaikan harga tiket pesawat domestik memang lebih tinggi daripada sebelum pandemi.

"Rute domestik yang paling mahal itu ada di Indonesia timur, sebagian juga ada di destinasi wisata seperti Sumba," ujarnya.

Menurut Sandiaga, harga tiket pesawat domestik yang mahal akan berdampak negatif pada sektor pariwisata Indonesia.

Hal ini juga berkaitan dengan target pariwisata sebesar 1,2-1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) per 2024.

"Kami akan berupaya maksimal untuk menekan harga tiket pesawat domestik agar lebih terjangkau ke beberapa destinasi unggulan lebih mudah," ungkap Sandiaga.

Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan bahwa masih perlu peninjauan ulang untuk menentukan harga tiket pesawat domestik.

Baca juga:

Penyebab tiket pesawat domestik mahal

Ilustrasi pesawat Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh Lion Air. SHUTTERSTOCK/CAHYADI HR Ilustrasi pesawat Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh Lion Air.

Beberapa alasan di balik mahalnya tiket pesawat domestik juga diungkapkan Sandiaga dalam kesempatan yang sama.

Pertama, kurangnya jumlah pesawat domestik yang artinya hanya sedikit bangku pesawat tersedia untuk penerbangan domestik, juga jadwal penerbangan.

Biaya bayar bakar dan beberapa biaya penunjang pesawat juga disebut sebagai penyebab mahalnya tiket pesawat.

"Cara mengatasinya tentu dengan kolaborasi lintas kemeterian dan lembaga, juga dengan maskapai penerbangan dan beberapa kebijakan insentif oleh pemerintah daerah," kata Sandiaga.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com