Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Agung Banten, Masjid Berusia 5 Abad Peninggalan Kesultanan Banten

Kompas.com - 18/03/2024, 10:10 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan Islam di Banten diilustrasikan dengan pembangunan kerajaan yang memiliki empat elemen kunci. 

Di antaranya, istana sebagai pusat pemerintahan dan kediaman para raja, masjid agung sebagai pusat ibadah, alun-alun sebagai pusat aktivitas masyarakat, dan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Dilansir dari laman Pemerintah Provinsi Banten, Masjid Agung Banten, yang didirikan pada tahun 1566 M saat pemerintahan Sultan Banten pertama, Maulana Hasanuddin, 1552-1570.

Baca juga: Cerita Gunung Pinang asal Banten dan Pesan Moral

Meski sudah berusia 5 abad, masjid yang merupakan warisan kesultanan Banten ini masih berdiri dan berfungsi hingga kini. 

Dengan arsitektur segi empat yang unik, masjid ini merupakan perpaduan gaya arsitektur Jawa, Cina, dan Eropa.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Pembangunan masjid ini melibatkan tiga arsitek dari berbagai negara. Raden Sepat, arsitek utama dari Majapahit yang juga terlibat dalam pembangunan Masjid Cirebon; Tjek Ban Tjut, arsitek asal China; dan Hendrik Lucaz Cardeel, arsitek asal Belanda. 

Berkat kontribusi mereka dalam membangun simbol kebesaran Islam, Tjek Ban Tjut diangkat sebagai Pangeran Adiguna oleh kesultanan, sementara Hendrik Lucaz Cardeel, yang kemudian memeluk Islam, diberi gelar Pangeran Wiraguna.

Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten mencerminkan kekayaan arsitektur lokal dengan ciri khas seperti empat tiang penyangga (soko guru) di dalam bangunan yang menopang mimbar kuno berukir indah.

Baca juga: Mengapa Kesultanan Banten Menyerang Kerajaan Pajajaran?

Kisah seputar asal-usul mimbar ini pun menjadi perbincangan tersendiri. Sementara itu, atap masjid yang menyerupai atap pagoda dan menara setinggi 24 meter dengan langgam Eropa adalah ciri khas dari karya Hendrik Lucaz Cardeel.

Bagian dalam Masjid Agung BantenWikimedia Commons Bagian dalam Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat diskusi keagamaan dan tempat menyimpan peninggalan Kesultanan Banten. 

Keberadaannya di Desa Banten Lama, sekitar 10 kilometer dari Kota Serang, menjadikannya destinasi wisata religius, sejarah, pendidikan, dan budaya yang menarik bagi ribuan peziarah setiap tahunnya. 

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Banten, 18 Maret 2024

Dengan demikian, masjid ini bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga sarana untuk memahami dan menghargai nilai-nilai sejarah dan budaya bangsa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com