Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Minim Kunjungan, Astindo: Butuh Pendampingan

Kompas.com - 27/04/2024, 13:30 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber Jadesta

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Tour Inbound & Domestic Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Heben Ezer menuturkan, desa wisata saat ini minim kunjungan wisatawan.

Desa wisata yang dimaksud termasuk yang jadi nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ajang tahunan yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Baca juga: Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

"Desa wisata yang jadi pemenang ADWI pun saat ini miskin kunjungan," kata Heben saat ditemui di Artotel Suites Mangkuluhur di Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2024).

Menurutnya, ada beragam faktor yang menyebabkan kondisi ini bisa terjadi. Salah satunya karena minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga menurutnya desa wisata butuh pendampingan.

Ia mencontohkan, Desa Wisata Cibuntu di Kuningan, Jawa Barat, mendapat pendampingan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta.

Dikutip dari laman resmi Jadesta Kemenparekraf, pada 2010 diadakan Nota Kesepahaman Kerjasama antara Pemerintah Kuningan dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta.

Baca juga: Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Pertunjukan kesenian tari di Desa Wisata Cibuntu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.Dokumentasi Desa Wisata Cibuntu Pertunjukan kesenian tari di Desa Wisata Cibuntu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kerja sama ini berkaitan dengan pengembangan agroecotourism berbasis organik untuk meningkatkan daya saing Kabupaten Kuningan.

Dari kerja sama ini, diadakanlah pendampingan serta pelatihan, seperti memasak, pengembangan kuliner, pengembangan homestay, pemandu wisata, penyusunan paket wisata, dan pelatihan dasar ilmu kepariwisataan.

Namun, kata Heben, tidak banyak desa yang mendapatkan hal yanng serupa dengan Desa Wisata Cibuntu.

"Jadi desa wisata ini perlu mendapatkan dana pendampingan, misalnya Kementerian menunjuk apapun asosiasinya untuk mendampingi desa wisata tersebut," kata Heben.

Pendampingan yang dimaksud mulai dari pengelolaan itinerary, membuat paket akomodasi, hingga pemasaran dan mendatangkan wisatawan ke desa tersebut.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com