Selain kebutuhan dana, Heben mengatakan bahwa kolaborasi antara desa wisata dengan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait bisa membantu mengembangkan desa wisata.
Ia mencontohkan kolaborasi yang dilakukan oleh Desa Wisata Bilebante di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bersama jenama kecantikan lokal, Mustika Ratu.
Pada kolaborasi ini, ucapnya, terdapat pelayanan spa yang sumber dayanya menggunakan produk Mustika Ratu.
Baca juga: Mengunjungi Desa Bilebante, Wisata Hijau di Lombok Tengah
"Buat Mustika Ratu untung, karena setiap ada wisatawan yang spa, semua sumber dayanya itu dari produknya Mustika Ratu, jadi bisa untuk branding juga," katanya.
Menurut Heben, kolaborasi seperti ini juga bisa dilakukan bersama pihak bank terkait untuk membangun desa wisata.
Dengan demikian, desa wisata di Indonesia tidak hanya populer pada saat meraih kemenangan dalam suatu kompetisi semata.
Baca juga: Dulu Andalkan Galian Pasir, Kini Warga Desa Bilebante Lombok Geluti Sektor Pariwisata
View this post on Instagram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.