Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2013, 08:17 WIB
MEMASUKI restoran Soerabi Bandung HNH, tampak deretan foto kenangan Haji Suheryanto (57) bersama almarhum Ustaz Jeffry al Buchori. Di tempat ini, semasa hidupnya Uje sering memesan serabi kuah polos kesukaannya.

Suheryanto, pemilik restoran Soerabi Bandung HNH, sengaja mengabadikan tulisan tangan serta tanda tangan Uje dalam sebuah pigura indah. ”Enak euy,” demikian Uje menuliskan testimoni yang dilengkapi dengan huruf Arab di bagian atas dan nama Uje di bagian bawahnya.

Sejak dibuka tanggal 27 April 2011, restoran di Jalan KH Ahmad Dahlan No 22A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini mengangkat ikon serabi Bandung sebagai produk utamanya. Menu serabi sengaja dipilih Suheryanto sebagi maskot utama restoran. Menurut dia, di tengah maraknya pertumbuhan restoran-restoran cepat saji, menu-menu lokal perlu diangkat kembali di ”panggung” yang layak. Restorannya cukup memberikan bukti bahwa penganan tradisi jika diberi sentuhan baru mampu menarik minat pembeli masa kini.

Di tempat ini, serabi Bandung disajikan dalam sekitar 30 rasa dengan variasi topping di bagian atas permukaan serabi. Bahkan, variasi rasa ini bisa dikembangkan hingga 50 macam rasa.

Serabi cokelat keju spesial, misalnya, dihidangkan dengan taburan parutan keju. Di lapisan bawah taburan keju, serabi hangat berbentuk mangkuk setengah lingkaran itu terlebih dulu diguyur cokelat hangat. Di sekelilingnya, lumeran mayones manis mengelilingi serabi menebarkan aroma gurih.

Seperti serabi Bandung pada umumnya, serabi buatan restoran ini berukuran lebih besar dibanding serabi Notosuman di Solo atau serabi di Ambarawa. Serabi ini juga tak disajikan dengan kuah, teksturnya kering dengan pantat bawah agak gosong yang kemripik.

Begitu digigit, adonan tepung beras, terigu, dan parutan kelapa yang berpadu dengan aneka macam rasa pada topping terasa lembut di mulut. Bagi mereka yang tak suka makan terlalu hangat, tersedia pula serabi dengan tumpukan es krim di atasnya.

Manis, pedas, asin

Pada umumnya, serabi tradisional atau serabi kampung hanya berasa manis dan gurih. Namun, di restoran Soerabi Bandung HNH, pengunjung bisa memasuki petualangan rasa serabi yang tak hanya manis atau gurih, tetapi juga pedas dan asin.

Dengan berbagai varian rasa, siapa pun bisa mencoba, mulai dari produk orisinal serabi kuah polos, cokelat susu, cokelat keju, pisang cokelat, pisang susu, nangka susu, ayam sosis spesial, oncom telor spesial, kurma keju es krim, hingga durian keju spesial.

Dari seluruh jenis rasa yang disajikan, serabi durian keju spesial menjadi menu paling favorit. Untuk urusan rasa, restoran ini tak mau asal-asalan sehingga mereka benar-benar menyiapkan buah durian montong segar.

”Ikon kami adalah serabi durian spesial, berapa pun mahalnya harga durian, kami tetap membelinya. Kalau barangnya ada, pembeli juga tak akan ragu mengeluarkan uang,” kata Suheryanto, pekan lalu.

KOMPAS/ALOYSIUS B KURNIAWAN Soerabi Bandung HNH.
Karena serius menjaga rasa, Suheryanto tak ingin menipu pembeli dengan memakai esens atau penyedap rasa buatan. Khusus untuk serabi durian, ia menggunakan durian montong yang memiliki daging tebal berwarna kuning.

Terjaganya keaslian rasa membuat para ”surabiholic” atau penggila serabi tak pelit mengeluarkan duit hingga Rp 20.000 untuk sebuah serabi durian spesial. Harga ini setara dengan sulitnya mencari buah durian yang tergolong buah musiman.

Agar terbukti kemantapan rasanya, Suheryanto secara rutin melakukan semacam survei kecil-kecilan dengan terjun ke lapangan langsung bersama enam anak buahnya. Mereka pergi ke berbagai sentra kuliner serabi di Bandung, mencicipi, kemudian membandingkan rasanya dengan serabi buatan mereka sendiri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com