"Tujuannya agar Kota Tua ini menjadi kawasan yang hidup dan dikenal secara nasional maupun internasional. Makanya kami memilih kawasan ini," kata Hendardji di sela karnaval budaya di Kota Tua, Kamis (21/8/2014).
FSBN digelar di kawasan Kota Tua, mulai Kamis (21/8/2014) hingga Minggu (24/8/2014). Beragam kegiatan seni dan budaya dari seluruh Nusantara digelar di festival tersebut. Acara ini diadakan sekaligus untuk mempromosikan budaya Nusantara serta menjaga kawasan Kota Tua supaya tetap bersih.
Dalam kesempatan itu, Hendardji juga mengatakan saat ini Pemprov DKI Jakarta belum mempunyai rencana yang jelas untuk membangun kawasan Kota Tua ini.
"Saat ini pemprov harus mempunyai rencana detil tata ruang kawasan bersejarah ini. Supaya jelas pembangunan ke depannya," kata pria yang semalam mengenakan baju beskap itu.
Benda hidupnya seperti manusia dan masyarakat di Kota Tua itu belum tertata dengan baik. Ia mencontohkan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak dikelompokkan atau ditempatkan di satu area saja di Taman Fatahillah.
"Itu yang membuat kawasan bernilai sejarah ini jadi rusak. Bukannya saya anti PKL ya. Ini kawasan bagus, sudah semestinya bersih lahir batin, bersih kawasannya, bersih juga masyarakatnya," katanya.
Ia menegaskan perlu sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kawasan ini. Salah satunya dengan cara sering mengadakan kegiatan budaya di kawasan Kota Tua. Hendardji berharap ke depan Kota Tua semakin bagus dan tertata. "Kalau semua itu terwujud, keindahan kawasan ini bisa bersinar. Ibarat wanita kalau bersolek akan bersinar," katanya.
Sementara itu terkait berbagai kegiatan dilakukan di FSBN antara lain, Makan Bajamba yang merupakan tradisi khas Minangkabau. Acara Makan Bajamba ini digelar Jumat (22/8/2014) mulai pukul 18.30.
Acara puncak FSBN, Minggu (24/8/2014), akan ditutup dengan pergelaran Ketoprak Tribuana Tungga Dewi yang merupakan hasil kolaborasi pencinta seni budaya yang mengangkat cerita tentang kisah Tribuana Tungga Dewi. (Wahyu Tri Laksono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.