Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Yogyakarta Butuh Rekayasa Budaya

Kompas.com - 19/11/2014, 12:21 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Strategi pengembangan pariwisata yang dapat ditempuh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menguatkan posisinya sebagai kota pariwisata adalah melakukan rekayasa budaya.

"Sudah banyak hasil rekayasa budaya yang menjadi andalan obyek wisata di Indonesia, bahkan di Yogyakarta. Salah satunya adalah Masangin, yaitu berjalan di antara dua pohon beringin di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Hal-hal semacam ini yang perlu dikembangkan," kata Dr Kuswarsantyo pada Focus Group Discussion (FGD) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Selasa (18/11/2014).

Hanya saja, lanjut dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta itu, pelaksanaan rekayasa budaya tidak bisa sembarangan tetapi harus tetap memperhatikan latar belakang sejarah, melakukan uji publik dan kajian terhadap dampak ekonomi, sosial dan budaya di masyarakat.

Selain Masangin, contoh hasil rekayasa budaya yang sederhana namun cukup berhasil menarik minat wisatawan adalah upacara "Ngguyang Jaran" di Kabupaten Kulon Progo.

"Orang awam yang belum pernah melihat secara langsung tentu akan berpikir bahwa upacara tersebut dilakukan untuk memandikan kuda. Namun, selama prosesi yang dimandikan adalah kuda kepang," katanya.

Ia berharap masyarakat dapat mengerti proses rekayasa budaya yang ditujukan untuk menarik minat wisatawan tersebut. "Orientasi seni yang dikemas untuk tujuan pariwisata ini lebih ditekankan pada seni untuk kebutuhan pasar," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Achmad Charis Zubair mengatakan atraksi budaya dapat dikelompokkan menjadi atraksi budaya untuk kebutuhan acara dan atraksi budaya untuk upacara.

"Di dalam atraksi budaya untuk kepentingan acara, hanya ditekankan untuk kebutuhan tontonan saja, sedangkan atraksi budaya untuk upacara masih memperhatikan simboliasi nilai-nilai yang diyakini keagungannya," katanya.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Kelompok Acapella Mataraman menghibur rombongan wisatawan asing asal Belgia di obyek wisata Istana Air Taman Sari, Yogyakarta, Selasa (2/4/2013). Bekas tempat pemandian Raja Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I tersebut merupakan salah satu aset utama industri pariwisata Yogyakarta.
Kepala Bidang Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto mengatakan, perlu terus melakukan inovasi agar Yogyakarta tetap menarik untuk dikunjungi wisatawan.

"Budaya menjadi kekuatan yang dimiliki Yogyakarta sehingga hal ini perlu terus dikuatkan. Salah satunya dengan pengembangan kampung wisata," katanya.

Saat ini, Yogyakarta memiliki 18 kampung wisata dan banyak di antara mereka yang sudah melakukan berbagai atraksi wisata berbasis budaya.

"Sudah banyak kegiatan atau atraksi wisata yang dilakukan oleh kampung wisata atau paguyuban di wilayah. Namun, kegiatan itu perlu terus ditingkatkan kualitasnya sehingga menjadi suguhan yang menarik minat wisatawan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com