Pulau Flores sangat terkenal dengan pulau gunung berapi. Berbagai peristiwa letusan gunung berapi selalu terjadi di Pulau Flores, mulai dari Flores barat sampai ke Flores Timur. Akibatnya, berbagai "hano" atau danau dalam bahasa lokal warga masyarakat Manggarai Timur ditemukan. Danau vulkanik terbesar di Nusa Tenggara Timur adalah Danau atau Sano Nggoang. Sano dalam dialek masyarakat Kempo adalah danau sementara Nggoang artinya menyala. Sano Nggoang diartikan danau berapi atau danau yang sedang menyala.
Wisatawan dari berbagai negara biasanya selalu mengunjungi Laut Mati di Israel. Padahal, di Pulau Flores ada juga Laut Mati yakni Sano Nggoang. Di Sano Nggoang tidak ditemukan binatang-binatang air yang hidup, sebab danau itu adalah danau yang penuh dengan belerang.
Bahkan setiap bulan Februari, ada letusan berapi di tengah laut. Warga sekitar mendengar bunyi letusan. Dan apabila masyarakat sudah mendengarkan letusan Sano Nggoang, maka pada keesokan harinya warga berada di pinggir kali untuk memungut binatang air seperti katak, udang, ikan dan lain-lainnya.
Selain danaunya teduh, wisatawan juga bisa mandi air panas di ujung Danau. Bahkan, apabila masyarakat terkena penyakit kudis, warga pergi membersihkannya dengan mandi di air panas tersebut.
Saat api sudah tiba di rumah Si Buta, anjing kembali bermain. Ketika Si Buta hendak menyalakan api untuk memasak nasi, tiba-tiba muncul seseorang yang tidak diketahui asalnya bertanya kepada Si Buta, mau masak apa, apakah masak nasi bubur atau nasi kering. Si Buta menjawab mau masak Nasi bubur. Seketika itu mulai berubah nasi yang ada di periuk dan perlahan-lahan rumah Si Buta penuh dengan nasi bubur sampai akhirnya tenggelam. Dan mulai saat ini lokasi di sekitar berubah menjadi danau.
Marianus Samsung, staf Komunikasi dan relasi Media, LSM Burung Indonesia Program Mbeliling kepada Kompas.com, Selasa (25/11/2014), menjelaskan, tinggi danau Sano Nggoang adalah 757 meter dari permukaan laut (DPL) dan luasnya 513 hektar dan ke dalamnnya 600 meter. Danau ini adalah danau vulkanik aktif terbesar di Nusa Tenggara Timur.
Cara Menjangkaunya
Wisatawan yang datang dari arah Bali menggunakan maskapai penerbangan turun di Bandara Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Dari Bandara Komodo, wisatawan domestik bisa menyewa kendaraan roda empat apabila mau langsung mengunjungi Danau Sano Nggoang. Dari Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat berjalan melintasi jalan Transflores menuju ke arah timur.
Nah, tibalah di Danau Sano Nggoang. Di sana wisatawan dapat mengeliling danau dengan dipandu warga lokal. Bahkan berjalan kaki menuju bukit untuk melihat keseluruhan danau tersebut. Siapa pun wisatawan pasti menggagumi keunikan danau tersebut yang tidak ada duanya di Nusa Tenggara Timur.
Danau Ranamese
Setelah itu kita mengendarai kendaraan balik ke Jalan Transflores menuju ke Danau Ranamese. Sebelum tiba di Danau Ranamese, kita dapat melihat keindahan alam di kiri kanan jalan dan bisa berwisata ke rumah adat bermotif Manggarai berkerucut ke atas di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai.
Danau ini berada di wilayah hutan Taman Wisata Alam Ruteng dan berada di bawah Gunung Ranaka. Apa yang bisa dilihat di danau ini? Wisatawan bisa melihat keteduhan airnya, ada sejumlah ikan, serta danaunya bersih. Saat duduk di pinggir Danau Ranamese, wisatawan bisa menikmati suara burung-burung di sekitar danau.