"Tidak itu saja, di Bali pada setiap sudut juga bermunculan pasar oleh-oleh yang menjajakan barang kerajinan khas daerah ini, sehingga semakin menjauh turis asing dari pengasong," kata Ketut Suamba, seorang pedagang asongan yang dijumpai di pelataran Museum Bali di Denpasar, Selasa (13/1/2015).
"Tamu luar negeri yang berjalan-jalan di Pantai Kuta, Sanur maupun di obyek wisata Kota Denpasar jarang mau membeli barang seni di pengasong," sambung pria setengah baya itu yang mengaku sudah menggeluti bisnis sebagai pengasong sejak belasan tahun silam
"Lain halnya tahun 1970-an, turis asing terutama asal Eropa paling gampang mengeluarkan dollar untuk membeli barang kerajinan terutama patung kayu, lukisan karya seni anak-anak muda Ubud, perhiasan dan kain tenunan khas Bali," kata pria berusia 45 tahun itu.
Ketut Subrata, seorang pramuwisata yang pernah menjadi pengasong barang seni di Pantai Kuta sekitar tahun 1990-an membenarkan sekarang orang asing jarang membeli cendera mata ke pengasong melainkan langsung ke toko-toko seni yang ada.
"Pasar seni yang banyak ada di Bali dengan memperdagangkan aneka barang dengan harga standar ramai dikunjungi turis dalam dan luar negeri, karena mereka merasa aman dan nyaman, berbelanja di toko oleh-oleh khas Bali," kata Subrata.
"Ada bekas pengasong di Bali kini mengelola museum, rumah makan dan penginapan. Ada pula mantan pengasong yang kini menjadi mengelola hotel di Tabanan dengan investasi dari orang Australia," tambah pria setengah baya itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.