Dari pantauan di lokasi kejadian, Minggu (1/3/2015), setidaknya ada empat titik longsor yang menyebabkan terjadinya longsor di jalan itu. Hujan yang mengguyur daerah itu sejak Sabtu malam membuat tebing tanah di sisi kanan dan kiri jalan ambles.
Titik longsor paling parah terletak satu kilometer sebelum gerbang masuk Teluk Kiluan. Tebing tanah setinggi 10 meter longsor hingga menutupi jalan.
Jalan yang lebarnya hanya 3 meter semakin sempit karena tumpukan lumpur terkumpul di bahu jalan sisi kiri. Di sisi kanan jalan langsung berbatasan dengan jurang sedalam lebih dari 40 meter jalan.
Kondisi semakin parah karena ada tiang listrik yang roboh hingga menutupi setengah badan jalan. Hingga Minggu siang, kabel listrik masih menggantung dua meter di atas jalan. Hal itu membuat kendaraan dengan tinggi lebih dari dua meter tidak dapat melintas.
Warga Desa Kiluan, Solichin, menuturkan, longsor serupa pernah terjadi dua minggu lalu. ”Kondisinya bahkan lebih parah. Jalur menuju Kiluan sempat tertutup selama satu minggu,” ujarnya.
Akibatnya, lanjut Solichin, wisatawan yang hendak berwisata ke Teluk Kiluan harus menggunakan jasa ojek dari Desa Bawang yang berjarak lima kilometer dari Teluk Kiluan. Bahkan, salah satu wisatawan yang hendak pulang dari Teluk Kiluan ke Jakarta terpaksa meninggalkan mobil di Desa Kiluan karena longsor menutup seluruh jalan hingga setinggi satu meter.
Solichin berharap, pemerintah kabupaten memberi perhatian khusus kepada jalan menuju tempat wisata yang rawan longsor. Ia yang memiliki penginapan dan kapal yang biasa digunakan wisatawan melihat lumba-lumba di Kiluan berharap longsor tidak membuat minat wisatawan yang berkunjung ke Teluk Kiluan menurun.
”Kondisi tanah di sini memang berbukit dan rawan longsor. Kami berharap saat musim hujan seperti ini pemerintah menyiagakan alat berat agar evakuasi dan pembersihan sisa longsor cepat ditangani. Longsor yang menutup jalan wisata hingga berhari-hari membuat masyarakat yang hidupnya murni bergantung pada pariwisata tidak mendapat pemasukan,” kata Solichin.
Secara terpisah, Manajer PT PLN Distribusi Lampung Alam Awaludin mengatakan, perbaikan yang bersifat sementara dan darurat telah dilakukan agar warga mendapat fasilitas penerangan. ”Tiang listrik memang roboh, tetapi brake-nya masih terpasang sehingga masih dapat dialiri listrik. Mungkin tadi siang sengaja dimatikan karena berbahaya bagi kendaraan yang melintas,” ujarnya.
Alam mengatakan, beberapa kali tiang listrik di daerah Kiluan roboh akibat kondisi tanah yang labil. (GER)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.