Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keringnya Air Terjun Pembawa Rezeki di Lembah Harau

Kompas.com - 12/10/2016, 09:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

LIMA PULUH KOTA, KOMPAS.com - Siang itu di akhir pekan, Lembah Harau tampak sepi. Beberapa bus hanya tampak singgah sebentar. Mobil-mobil pun datang dan pergi.
 
Suasana itu jelas terlihat di salah satu titik yang biasa dikunjungi wisatawan. Air Terjun Akar Berayun namanya. Sudah hampir enam bulan lamanya keadaan ini terjadi.
 
"Kalau ramai, area parkir pasti penuh. Mau lewat saja susah. Ini air terjun kering sudah enam bulan," kata penjual di sekitar Air Terjun Akar Berayun, Itin (41) saat ditemui KompasTravel di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Minggu (9/10/2016).
 
Air Terjun Akar Berayun seperti pembawa berkah bagi penjual di sekitarnya. Jika air mengalir, rezeki pun banyak masuk ke kantong penjual.
 
Itin mengatakan biasanya wisatawan datang dan singgah ketika mengunjungi Air Terjun Akar Berayun. Aktivitas yang dilakukan wisatawan adalah mandi di kolam pemandian air terjun.
 
Seketika badan terasa dingin, menurut Itin, wisatawan akan jajan di warung-warung sekitar air terjun. Biasanya wisatawan akan menyantap makanan seperti mi instan ataupun minuman hangat.
 
"Atau biasanya yang datang suka beli kerupuk untuk dibawa pulang. Tapi sekarang gak ada yang beli karena keringnya air terjun," jelasnya.
 
Jika air terjun turun, warung-warung dekat kaki air terjun kerap tutup. Air mengalir menyeberangi jalan dan menyiprat ke dalam teras warung.
 
Biasanya, lanjut Itin, air terjun mengalir deras menjelang bulan September. Ia mengatakan paling lambat air terjun mengalir pada bulan Oktober.
 
KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Suasana Air Terjun Akar Berayun tampak sepi pada hari Sabtu (8/10/2016) siang. Air Terjun Akar Berayun berlokasi di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Namun, pemandangan itu sekali lagi tak terlihat. Itu juga yang dirasakan oleh Aji (36) sebagai penjual di sekitar Air Terjun Akar Berayun.
 
Ia menyebutkan di wilayahnya memang hanya Air Terjun Akar Berayun yang menjadi daya tarik wisata. Wisatawan hanya datang untuk mandi dan berfoto dengan air terjun.
 
"Itu daya tarik yang paling utama. Biasanya kalau ada airnya, jalanan ramai sampai macet," ungkapnya di kesempatan yang sama.
 
Aji juga mengelola lahan parkir kendaraan wisatawan. Penghasilannya mencapai Rp 200.000 per hari. Namun, saat ini penghasilannya tak seberapa bahkan terbilang kurang.
 
KompasTravel sempat memantau selama dua hari tepatnya pada Sabtu (8/10/2016) siang dan Minggu (9/10/2016) pagi. Menurut Itin, pagi dan siang hari pada akhir pekan biasanya Air Terjun Akar Berayun telah ramai dikunjungi.
 
Namun, KompasTravel tak melihat apa yang seperti dikatakan oleh Itin. Kemacetan tak ada dan hanya segelintir wisatawan. Lahan parkir pun tak diisi oleh kendaraan-kendaraan. Saat wisatawan datang, mereka tak lebih dari setengah jam berada di Air Terjun Akar Berayun.
 
Seperti itu yang terlihat di salah satu sudut Lembah Harau. Musim kemarau tampaknya masih akan dirasakan oleh para penjual di sekitar Air Terjun Akar Berayun.
 
Lembah Harau sendiri berada sekitar 125 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau. Lembah Harau, sebuah bentang alam yang diapit oleh tebing-tebing terjal yang menjulang hingga lebih kurang 400 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com