Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rice Crisps, Camilan Khas Thailand dari Beras yang Tidak Biasa

Kompas.com - 26/04/2017, 19:05 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

PHETCHABURI, KOMPAS.com – Banyak orang mengenal Thailand karena memiliki obyek wisata yang indah. Selain itu, negara ini juga tersohor karena terdapat beraneka ragam makanan khas. Salah satunya yaitu makanan kecil yang terbuat dari beras.

Di antara sekian banyak jajanan yang dikenal, ada satu yang merupakan hasil karya asli warga setempat. Produk itu bernama Rice Crisps, yaitu jajanan yang terbuat dari beras.

Namun, beras yang menjadi bahan dasar makanan kecil tradisional khas Thailand ini berbeda dari yang ada di pasaran. Sebab, makanan itu terbuat dari beras Thai Hom Mali.

BACA: Liburan di Thailand, Wajib Coba Aneka Buah Ini

Saat berkunjung ke Thailand, Kompas.com memiliki kesempatan bertemu langsung dengan pengelola usaha makanan ringan tersebut, yaitu Jutarat Tungphanich.

“Kami mempunyai lahan padi, lalu menanaminya dan memanen sendiri. Hal itu kami lakukan bersama dengan masyarakat di desa sekitar lokasi usaha kami,” ujar Jutarat, Selasa (25/4/2017) di lokasi usahanya.

Beras yang diolah itu memiliki keunikan tersendiri karena aroma, warna, dan rasanya lain dari yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, beras ini juga dicampur dengan gula kelapa dan tumbuhan khas Thailand. 

Jutarat mengatakan, dalam bahasa Thailand, makanan ini disebut kaotang. Kao artinya beras, sedangkan tang artinya sesuatu yang kuat dari bawah.

“Awalnya didirikan oleh Nyonya Sukantha, ibu saya sendiri, yang sekarang menjadi merek produk tersebut. Saya generasi kedua yang melanjutkan usaha ini dari sekitar 10 tahun lalu,” kata Jutarat. 

KOMPAS.COM/ERWIN HUTAPEA Suasana di gerai usaha makanan kecil bermerek Sukantha saat dikunjungi Kompas.com, Selasa (25/4/2017) di Provinsi Phetchaburi, Thailand. Usaha industri rumah tangga ini memproduksi jajanan ringan yang terbuat dari beras.

Adapun usaha ini merupakan industri rumah tangga yang dibangun sejak tahun 1993 dan berlokasi di Provinsi Phetchaburi. 

“Bahan yang dipilih memiliki kandungan alami dan tanpa bahan pengawet. Kami bangga dapat mempertahankan kualitas dan ciri khas, serta kreativitas dalam mengemas produk dan mengembangkannya menjadi produk yang dikenal masyarakat luas,” ucap Jutarat. 

Jutarat menambahkan, ada sejumlah warga sekitar yang mengerjakan prosesnya. Mereka pun jadi pekerja loyal, bahkan ada yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun.

BACA: Melancong ke Thailand, Yuk Berburu Kabut di Mae Hong Son

Para pekerja yang ada sekarang lebih kurang 40 orang. Mereka mengemas dan menjual produk tersebut di sini. Ada pula yang dijual di supermarket.

Untuk produk yang dijual di supermarket, disediakan pula produk sampel agar calon pembeli bisa mencicipinya terlebih dahulu.  

“Kami mempunyai standar tinggi karena mengikuti standar nasional. Kami ingin produk tradisional ini lebih dikenal karena kualitasnya. Kami berpromosi di koran, media sosial, dan ikut pameran,” tutur Jutarat pada akhir perjumpaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com