Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ke Jogja dan Solo, Ini Komentar Penumpang KA Wisata Priority

Dalam perjalanan perdananya, kereta tersebut terisi penuh, membawa 60 orang penumpang tujuan Yogyakarta, dan 30 orang tujuan Solo menjadi. Beragam pendapat tercurah dari para penumpang tersebut, setelah pertama kali merasakan kereta dengan pelayanan prioritas kelas tamu kepresidenan itu.

KompasTravel pun mengumpulkan ragam kesan hingga masukan dari para penumpang untuk kereta Wisata Priority.

(BACA: Sekarang Anda Bisa Naik Kereta Kelas Kepresidenan)

Salah satu penumpang bernama Adnan (26) mengaku pada awalnya terpaksa membeli karena kehabisan tiket menuju Yogyakarta, sedangkan ia harus bekerja. Namun, saat ditanya kesannya, ia mengatakan akan menggunakan kereta ini lagi untuk keberangkatan-keberangkatan selanjutnya.

Sementara Dwi Purnomo (33), rekan satu kerjanya mengeluhkan kurangnya fasilitas wifi untuk jaringan internet. Mengingat Dwi bekerja sebagai IT developer yang dituntut bekerja menggunakan jaringan internet di manapun dan kapan pun.

(BACA: Tak Mau Kalah dengan Jepang, Inilah Inovasi Kereta Wisata Indonesia)

Sedangkan Hamid (55), yang merupakan dosen senior salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Depok mengaku bangga PT KAI punya pilihan beragam kereta bagi para penggunanya. Ia mengusulkan alangkah lebih baik jika disediakan pilihan tempat penumpang berbentuk kasur, menjadi sleeper train.

Hamid membandingkan dengan negara-negara lain yang sudah lama memulainya, seperti rute Singapura-Kuala Lumpur dan Berlin-Amsterdam yang pernah ia naiki. Menurutnya negara tetangga sudah memulainya dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang relatif lebih murah.

Lain lagi dengan Rina (32) dengan tujuan Kutoarjo, ia merasa bangga bisa naik kereta prioritas tersebut saat pertama kali diluncurkan. Hal pertama yang ia rasakan ialah interior elegan yang membuat suasana nyaman.

Sedangkan saat kereta kembali menuju Jakarta, Minggu (6/8/2017), Teguh (39) begitu mengapresiasi terobosan baru KAI dalam hal bisnis kereta. Karena mereka mengerti, gerbong yang selama ini bisa dinikmati hanya dengan rombongan, kini bisa perorangan.

"Tapi kenapa mereka gak minta masukan langsung lewat form konsumen pas peluncuran pertama ya? Kan pasti banyak masukan untuk ke depannya, apalagi market kan selalu berkembang," ungkapnya.

Kendati demikian, ia tetap memesan untuk beberapa perjalanan dalam tiga bulan ke depan menggunakan kereta prioritas tersebut. Karena setiap bulan ia perlu pulang pergi Jakarta-Yogyakarta.

Sedangkan Tia (48), mengatakan banyak yang harus dibenahi dari fasilitas kereta ini. Ia menduga SOP kereta tersebut belum siap untuk mengoperasikan kereta dengan titel prioritas. Ia mencontohkan, salah satunya tempat sampah yang belum tersedia di minibar, padahal minibar tempat penumpang bebas menyeduh kopi dan teh.

"Ini AVOD-nya (audio video on demand) juga, masa filmnya anak-anak dan sudah jadul lagi. Coba lihat maskapai yang harganya lebih murah saja film sama lagunya update," katanya.

Di balik beragam kesan tersebut, para penumpang begitu berharap akan kemajuan pelayanan perkeretaapian di Indonesia, khususnya KA. Wisata Prioritas. Sehingga Indonesia tidak kalah dengan negara lain, dan mampu mengakomodir beragam kelas masyarakat secara maksimal.

https://travel.kompas.com/read/2017/08/07/081100127/ke-jogja-dan-solo-ini-komentar-penumpang-ka-wisata-priority

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke