Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Candi Jolotundo, Wisata Religi Mojokerto, Airnya Bikin Awet Muda...

"Mumpung lagi di sini, sekalian saja. Mumpung ada waktu ke sini," kata warga Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur akhir pekan lalu.

Sore itu, Suheri bersama kakaknya mengunjungi pemandian atau petirtaan Jolotundo Situs candi pemandian bersejarah yang sumber airnya dipercaya keramat dan memiliki khasiat.

Sebanyak 5 jeriken air yang diambil Suheri untuk mengobati sepupunya yang sedang sakit menahun. "Yang mengobati minta kakinya direndam air Jolotundo. Sebagian lagi diminum. Jadi saya siapkan," ujarnya.

Suheri sendiri tidak terlalu sering pergi ke pemandian Jolotundo. Dia tidak tahu persis mengapa air sumber dari pemandian Jolotundo dianggap begitu keramat. Kepercayaan tentang khasiat air Jolotundo didapatnya dari informasi masyarakat dan kabar turun temurun dari nenek moyang.

Khasiat air pemandian Jolotundo juga diyakini Dewi Maharani. Ibu satu anak berusia 30 tahun asal Kota Pasuruan itu mengaku rutin pergi ke Jolotundo setahun sekali bahkan sampai 3 kali. Dia mempercayai, air Jolotundo bisa mengencangkan kulit dan membuat wanita semakin cantik. "Katanya sih biar awet muda kalau mandi di Jolotundo," ucapnya.

Tidak hanya Dewi dan Suheri saja yang memanfaatkan air dari Jolotundo sore itu. Ratusan pengunjung terlihat juga bergentian menadahkan botol atau tempat air lainnya dari sejumlah pipa kecil di situs Jolotundo.

Sebagian mereka juga menaruh sesaji dan membakar dupa tepat di samping kolam pemandian. Ritual itu dilakukan untuk maksud tujuan tertentu. Aroma menyengat dupa seakan menambah suasana mistis di sekitar kolam.

Pengunjung anak-anak nampak bermain air di kolam besar pemandian yang berisi banyak ikan. Sementara di bagian atas kolam ada kolam berukuran kecil yang kedalamannya 1,5 meter. Biasanya digunakan pengunjung dewasa untuk berendam secara bergantian.

Dikutip dari berbagai sumber catatan sejarah, Candi Jolotundo merupakan bangunan petirtaan peninggalan Raja Udayana dari Bali, diperuntukan bagi Raja Airlangga, puteranya, setelah dinobatkan menjadi Raja Sumedang Kahuripan.

Secara geografis Candi Jolotundo berada di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut tepatnya di bukit Bekel, lereng barat Gunung Penanggungan, gunung suci bagi umat Hindu aliran Siwa.

Candi Jolotundo memiliki sendang atau tempat air berdindingkan batu, di sisi kiri dan sisi kanan, berukuran 2x2 meter menghadap ke Barat. Air sumber keluar dari lubang di tengah batu dinding di sisi timur.

Sementara di tengah ada kolam bertingkat, dan di bawahnya terdapat kolam berukuran sekitar 6x8 yang dipenuhi banyak ikan.

Pada malam-malam tertentu, Candi Jolotundo banyak didatangi warga yang menggelar ritual-ritual dengan maksud dan tujuan tertentu.

Kepala Dinas Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Djoko Wijayanto, mengatakan, situs Candi Jolotundo didesain untuk dikembangkan menjadi wisata religi, karena di situs tersebut memang memiliki nilai budaya yang cukup kental.

Pihak Pemkab Mojokerto kata dia sudah berkoordinasi dengan pihak PT Perhutani untuk mengembangkan dan memperluas kawasan wisata budaya tersebut menjadi 7,3 hektare dari 1,8 hektare luas saat ini. "Kita sedang ajukan kepada tim anggaran untuk memperluas lahan wisata Jolotundo," ucapnya.

Catatan pihaknya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Jolotundo terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2016, tercatat lebih dari 20.000 pengunjung yang datang ke Candi Jolotundo.

Tahun sebelumnya tercatat hanya 17.000. "Sebagian besar wisatawan dalam negeri. Kalau wisatawan mancanegara masih sangat sedikit, belum sampai 5 persen," tutupnya.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/11/18/154200927/candi-jolotundo-wisata-religi-mojokerto-airnya-bikin-awet-muda-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke