Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Lawang Sewu, Berjuang Demi Hilangkan Nuansa Mistis

"Masih banyak yang ke sini untuk tanya cerita-cerita mistis. Ada yang penasaran, tapi ada juga yang nantang," tutur pemandu wisata acara FamTrip HaKa Hotel, Krisdani kepada KompasTravel di Semarang, Rabu (28/3/2018).

Padahal restorasi bangunan tua hingga standarisasi Lawang Sewu menjadi destinasi wisata sejarah telah dilakukan sejak empat tahun yang lalu.

Empat tahun yang lalu gedung yang dibangun Belanda untuk kantor Nederland Indische Sporwag (NIS) perusahaan kereta api terbesar Hindia Belanda ini amat tak terawat, kumuh, gelap, dan kental dengan aroma mistis.

Krisdani yang sudah menjadi pemandu wisata sejak tahun 2000 mengatakan, semenjak tidak lagi ditempati TNI Angkatan Darat Kodam IV Diponegoro di tahun 1980, gedung ini mulai kumuh dan angker.

Menurutnya, saat itu beberapa pemandu wisata juga memperparah kondisi dengan sering menyebarkan cerita-cerita mistis. Padahal tidak semua benar. Ia mengatakan pada saat itu belum ada standarisasi pemandu Lawang Sewu.

Namun, semenjak 2010 mulai diperhatikan lagi, Lawang Sewu kembali diambil alih oleh industri perkeretaapian,yaitu PT KAI di bawah Daerah Operasional (Daop) IV. Lawang Sewu pun kembali dicitrakan sebagai gedung yang menyimpan banyak sejarah berharga.

Renovasi dan restorasi total dimulai tahun 2009 selesai satu tahun setelahnya. Mulai 2011, pemandu wisata diberikan pelatihan dan sinkronisasi informasi, serta data sejarah Lawang Sewu.

"Peraturan demi peraturan pun dibuat. Saat itu sebetulnya udah ga boleh lagi kita cerita mistis, yang setan-setan pokoknya," ujar Krisdani.

Dari catatan sejarah yang ada di sana, gedung ini dulu merupakan salah satu kantor perusahaan kereta terbesar. Di sini juga terdapat terdapat jalur kereta api tua di Indonesia.

Kepala Humas PT KAI Daop IV, Suprapto, mengatakan saat ini Lawang Sewu fokus menyajikan wisata edukasi, khususnya sejarah perkeretaapian. Selain itu juga harus memberikan rasa aman dan nyaman baik malam maupun siang hari.

"Harus memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga pengunjung juga bisa menikmati nuansa malam di Lawang Sewu, tentunya harus dibangun image-nya (citranya) sebagai tempat destinasi wisata karena keindahannya (bukan mistis)," pungkas Suprapto saat dihubungi KompasTravel di hari yang sama.

Dari data yang dikelola Kantor Lawang Sewu, kini pengunjung yang datang ke Lawang Sewu mencapai 5.000 orang sehari saat akhir pekan. Sementara itu, pada hari biasa pengunjung mencapai 1.000-2.000 orang.

"Lebih banyak sekarang daripada dulu, mungkin sekitar 200-an orang ya sehari (dahulu)," ungkap Krisdani.

Kini mengagumi Lawang Sewu dari sejarah dan keindahan arsitekturnya tentu lebih bermanfaat dari sekadar mendengarkan cerita setan atau kesurupan. Jadi, kapan main ke Lawang Sewu lagi?

https://travel.kompas.com/read/2018/03/29/183100927/kisah-lawang-sewu-berjuang-demi-hilangkan-nuansa-mistis

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke