Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berencana Mendaki Gunung Semeru? Perhatikan 5 Hal Ini

KompasTravel merangkum beberapa hal yang perlu pendaki perhatikan sebelum mengunjungi gunung tertinggi di Pulau Jawa ini:

Pendaftaran online

Terhitung sejak 1 Oktober 2017, sistem pendaftaran SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) pendakian Gunung Semeru seratus persen online via situs www.bookingsemeru.bromotenggersemeru.org. Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tidak lagi menerima pendaftaran di tempat.

Konfirmasi pembayaran harus dilakukan maksimal 1x24 jam usai menerima kode booking. Selain itu, pendaki perlu menyiapkan surat keterangan sehat bertanggal H-1 pendakian.

Briefing wajib

Usai mendaftar, rombongan pendaki perlu menghadiri agenda briefing wajib oleh Sahabat Volunteer (SAVER) Semeru. Briefing berlangsung sekitar 15-20 menit dengan sesi tanya jawab bebas.

Pihak SAVER akan memaparkan berbagai kondisi di lapangan, larangan-larangan yang berlaku, serta sejumlah panduan mendaki secara lebih rinci.

Transportasi

Akses menuju desa terakhir Ranu Pani dapat dijangkau dengan menyewa Jeep dengan kisaran tarif Rp 600-700 ribu per mobil. Jeep muat ditumpangi 6-7 orang pendaki. Beberapa penyedia jasa akan menawarkan paket perjalanan pulang pergi dengan harga yang sedikit lebih murah.

Sebelum menyewa Jeep, pendaki dapat menggunakan angkot menuju Pasar Tumpang dari Stasiun Malang dengan tarif sebesar Rp 20-25 ribu per orang.

Tidak direkomendasikan ke puncak

Status Waspada Gunung Semeru membuat radius aman berada pada area di luar empat kilometer dari puncak. Hal ini demi menghindari lontaran lava pijar yang mungkin terjadi setiap waktu.

Lebih dari itu, cukup banyak korban yang menjadi keganasan alam sekitar Puncak Mahameru. Salah satunya ialah aktivis sekaligus pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), Soe Hok Gie.

Maka, pendakian selepas pos Kalimati menuju Mahameru tidak direkomendasikan oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Dengan artian, pihak TNBTS tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin terjadi pada trek tersebut.

Dilarang membawa tisu basah

Surat larangan membawa tisu basah sudah beredar sejak Oktober 2017. Sosialisasi terus dilakukan terutama pada saat briefing wajib sebelum pendakian demi membangun kesadaran pendaki.

"Alhamdulillah, dengan penegasan pada sesi briefing, hampir 90 persen pendaki dengan sadar menitipkan tisu basahnya di ruang briefing," sebut Sukaryo, Koordinator SAVER Semeru pada KompasTravel (17/12/2018).

Tisu basah tergolong sampah yang butuh waktu lama terurai dalam tanah. Selain itu, kandungan bahan kimia di dalamnya dapat mencemari air dan tanah.

Terkait kebutuhan MCK, pihak TNBTS kini telah menyediakan fasilitas toilet basah di Ranu Kumbolo. Total terdapat enam bilik toilet dengan air yang mengalir konstan.

https://travel.kompas.com/read/2018/12/18/120000027/berencana-mendaki-gunung-semeru-perhatikan-5-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke