Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilihat Malam Hari, Air Terjun Ini Makin Eksotis dan Bercahaya

Iya, obyek wisata bernama Curug Gondoriyo menyajikan pengalaman berbeda bagi para pengunjungnya. Meski dilihat saat matahari terbenam, air terjun tersebut justru terlihat bercahaya. Gemerlap lampu mewarnai kucuran air dari atas.

Obyek wisata ini baru dikembangkan pada 9 Februari 2019. Sejak dibuka, air terjun itu cukup ngehits. Tiap akhir pekan, pengunjung dari berbagai wilayah rela berdatangan menikmati sajian alam tersebut.

Air terjun Curug Gondoriyo berada di Dusun Karang Joho, Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Akses ke lokasi juga tidak terlalu jauh dari pusat kota, atau sekitar 15 km ke arah Boja, Kabupaten Kendal.

Lokasi air terjun ditata begitu apik dengan perpaduan gemerlap cahaya dengan lampu warna-warni di sekitarnya. Kolaborasi itu membuat pemandangan air terjun itu sangat eksotis.

Menikmati sajian itu, pengunjung hanya mengeluarkan kocek Rp 5.000 untuk membeli tiket masuk. Air terjun di Curug Gondoriyo memiliki ketinggian hingga 20 meter. Obyek wisata itu dibuka dua sesi, yaitu pagi mulai 09.00-17.00 WIB dan malam hari mulai pukul 19.00-23.00 WIB.

Untuk dapat melihat air terjun, pengunjung harus rela menuruni anak tangga hingga berjumlah 200. Jangan khawatir, anak tangga sudah relatif nyaman ketika diinjak.

Salah satu pengunjung asal Kabupaten Demak, Adi Prakosa (26) mengaku takjub dengan pemandangan alam dipadu dengan tata cahaya itu. Ia mengaku sengaja datang untuk melihat obyek wisata yang sedang ngehits tersebut.

Ia sendiri tertarik melihat foto-foto air terjun yang begitu cantik di dunia maya maupun melalui pesan elektronik.

"Saya ke sini aslinya penasaran pingin lihat saja, di medsos ramai. Ini juga refreshing karena kerja terus," kata Adi, Minggu (14/4/2019).


Adi girang melihat obyek wisata yang tengah ngehits itu. Apalagi banyak spot foto di lokasi air terjun yang cukup menarik.

Salah satunya Jembatan Comblang. Jembatan itu cukup menarik karena diberi hiasan atapnya berupa payung warna-warni. Warga yang ingin bersantai juga bisa berteduh di bangunan semi permanen yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Arifin, pegiat wisata dari Pokdarwis Gondoriyo menjelaskan sebelum diberi hiasan tata cahaya, obyek wisata itu tidak berkembang. Namun dengan kerja keras warga, pemuda desa, didukung pemerintah setempat, upaya mempercantik air terjun akhirnya dapat terwujud.

"Sebelumnya air terjun ini belum terungkap dan belum tergarap. Kami berusaha menghadirkan apa yang menjadi potensi agar menarik wisatawan," katanya.

Kayu Jati 25 Meter

Selain berwisata, air terjun juga menyimpan nilai sejarah yang amat kental. Salah satunya, adanya kayu jati dengan panjang 25 meter.

Kayu jati dulunya berfungsi sebagai pengairan sawah sejak dahulu. Oleh warga setempat, kayu jati disebut Talang Londho.

Selain ayu jati, ada juga batu tumpang. Batu tumpang adalah batu-batu yang didata bertumpuk. Lalu ada juga gua di dalam Curug dengan kedalaman 2,5 meter. "Konon di dalam Curug ada tempat lebar seperti tempat pertapaan, dan ada arca berbentuk manusia," tambahnya.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/15/122800627/dilihat-malam-hari-air-terjun-ini-makin-eksotis-dan-bercahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke