JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan promosi-promosi pariwisata Indonesia akan dibuat lebih kreatif menggunakan media film. Hal itu ia sampaikan setelah acara pelantikan Wakil Menteri Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
"Banyak sih hal-hal promosi (film) yang bisa kita lakukan yang lebih kreatif ya, misalnya bikin film," kata Angela.
Menurutnya, film-film tentang Indonesia bisa dipasarkan di luar negeri sebagai media promosi pariwisata Indonesia. Angela mencontohkan film Eat, Pray, Love yang salah satu tempat syutingnya bertempat di Bali.
"Seperti Eat Pray Love itu. Sepertinya Pak Erick Thohir juga sempat katakan itu di Bali. Jadi itu hal-HAL yang bisa kita lakukan, promosi-promosi yang lebih kreatif," ujar Angela.
Film Eat Pray Love sendiri tayang pada 13 Agustus 2010 dan dibintangi oleh Julia Roberts. Lokasi syuting Eat Pray Love yaitu New York, Napoli, Pataudi, dan Bali.
Adapun tempat syuting di Bali meliputi sejumlah obyek wisata di Ubud seperti Rumah Ketut Liyer, Monkey Forest, Teras Sawah Tegalalang, Pasar Seni Ubud, dan Pantai Padang-Padang.
Deborah Gabinetti, Casting Director dari film Eat, Pray, Love dalam pemaparannya di diskusi Heritage Tourism and Creative Economy di Yogyakarta tahun 2010 memberikan pembahasan mengenai potensi Indonesia untuk dunia film internasional sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata.
Film Eat, Pray, Love yang salah satu lokasinya bertempat di Bali sukses menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Bali. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kunjungan ke suatu daerah meningkat setelah pemutaran film yang mengambil lokasi di daerah tersebut.
Selain itu, pembuatan film juga membuka lapangan kerja untuk penduduk setempat. Seperti film Eat, Pray, Love, menurut Gabinetti, memakai 300 kru Indonesia. Agen tur juga memanfaatkan kesempatan tersebut dengan membuat paket tur sesuai dengan tempat-tempat yang ada di film tersebut.
Sebelumnya, ide tentang promosi pariwisata menggunakan film seperti Eat Pray Love sempat disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Ide-ide kreatif untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara juga diharapkan bisa dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio.
“Misalnya Wishnutama daripada pasang iklan (untuk promosikan pariwisata) dia bikin film yang kelas dunia. Thailand ngetop karena film, atau dulu film Julia Robert, Eat, Pray and Love di Bali. Kan itu promosi Bali. Ini kan sesuatu yang out of the box,” kata Erick.
Angela Tanoesoedibjo dilantik Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kabinet Indonesia Maju.
Angela adalah putri sulung dari pasangan pengusaha media dan politisi Hary Tanoesoedibjo serta Liliana Tanaja Tanoesoedibjo. Ia lahir di Ottawa pada tanggal 23 April 1987.
Angela memulai karirnya di MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo sebagai staf keuangan. Sebelumnya saat masih berkuliah, Angela pendiri dan sempat menjadi majalah Editor in Chief dari HighEnd Magazine dan HighEnd Teen Magazine.
Pada tahun 2008, ia menjabat sebagai Director PT MNI Entertainment. Ia sempat menjadi Corporate Finance & Business Development Associate PT Media Nusantara Citra, TBK pada tahun 2010.
Kemudian menjadi Direktur PT Megah Group pada tahun 2013. Ia juga dipercaya menjadi Co-Head Vice President MNC Channel.
Sementara, Wishnutama lahir di Jayapura, Papua pada 4 Mei 1976. Ia dikenal sebagai pendiri sekaligus CEO NET TV.
Wishnutama mulai bekerja di dunia pertelevisian pada tahun 1994, di stasiun TV Indosiar yang ketika itu masih dimiliki oleh PT EMTEK milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja.
Saat bekerja di Indosiar, ia menjabat sebagai Supervisor On Air Promotion. Setahun berselang, ia pindah ke divisi produksi sebagai Production Assistant.
Karir Wishnutama semakin bersinar. Ia diangkat menjadi Production Manager dan melahirkan sejumlah program andalan di Indosiar sepert Pesta, Gebyar BCA, Patroli, Satu Jam Bersama, dan Saksi.
Tahun 2001, ia pindah ke Trans TV menjadi Kepala Divisi Produksi. Selang dua tahun, kariernya kembali menanjak menjadi Direktur Operasional. Setahun berikutnya, ia menjadi Wakil Direktur Utama atau Managing Director.
Ia juga sempat menjadi Direktur Utama TV 7 yang kemudian berubah nama menjadi Trans 7.
Kemudian, kariernya semakin berkembang menjadi Executive Producer News and Production Division.
Dua tahun kemudian, Wishnutama diangkat menjadi Direktur Utama Trans TV. Program-program andalan yang diproduksinya selama di Trans Corp seperti Extravaganza, Dunia Lain, Termehek-Mehek, Opera van Java, On The Spot, dan Indonesia Mencari Bakat.
Penghargaan yang pernah ia raih baik skala nasional maupun Asia di antaranya Asian Television Award dan Panasonic Award.
Wishnutama juga meraih gelar The Best CEO in Indonesia 2010 pilihan majalah SWA dan Indonesia Marketing Champion 2015 for the Broadcast, TV Pay & Media sector pilihan MarkPlus.
Tahun 2013 ia mendirikan NET Mediatama Televisi. Lima tahun berikutnya ia dipercaya untuk menjadi Creative Director atau Sutradara Kreatif dalam Opening and Closing Ceremony Asian Games 2018.
https://travel.kompas.com/read/2019/10/25/170620727/angela-tanoesoedibjo-promosi-pariwisata-indonesia-akan-dibuat-lebih-kreatif