Permintaan maaf itu lantaran dugaan tindakan rasisme salah seorang awak kabin KLM terhadap seorang penumpang asal Korea Selatan. Penumpang tersebut tidak dibolehkan menggunakan toilet karena khawatir penyebaran virus corona.
Kejadian ini berlangsung saat pesawat KLM berangkat dari Incheon menuju Amsterdam, Belanda pada Senin (10/2/2020).
Seorang awak kabin menuliskan tulisan dalam bahasa Korea di pintu masuk toilet yang bertuliskan "Toilet hanya untuk awak kabin saja."
"Ini adalah kesalahan manusia dan kami meminta maaf akan hal itu. Kami menanggapi tuduhan bahwa kami mendiskriminasi sebagian penumpang dengan amat serius," tutur General Manager KLM Korea Guillaume Glass dalam sebuah konferensi pers di sebuah hotel di Seoul, Korea, mengutip The Korea Times, Sabtu (15/2/2020).
Glass menambahkan, pihak KLM sangat menyesal karena tindakan tersebut dipandang sebagai tindak diskriminasi, karena itu bukan tujuan dari para awak kabin.
Menurut beberapa petinggi industri penerbangan Kamis (13/2/2020) lalu, tindakan yang dilakukan oleh awak kabin KLM dipandang sebagai tindakan diskriminasi. Hal ini karena menganggap penumpang Korea memiliki potensial dalam membawa virus corona.
Kejadian tersebut juga terjadi saat beberapa masyarakat global berpenampilan Asia menjadi sasaran tindakan rasisme dan xenophobic sejak virus corona muncul di Kota Wuhan, China akhir Desember 2019.
Sebelumnya, seorang penumpang asal Korea berumur 28 tahun bernama Kim yang menaiki pesawat KL855 dari Amsterdam ke Incheon, Senin (10/2/2020) lalu, menemukan pemberitahuan yang tertempel pada pintu toilet itu dan merasa bingung.
Sebab, pemberitahuan ditulis dalam bahasa Korea sementara di pesawat tersebut terdapat beberapa penumpang dari negara lain. Lantas, dia mengambil foto akan tulisan tersebut dan bertanya kepada salah satu awak kabin.
Akibat komplain yang dilontarkan Kim, awak kabin menambahkan pemberitahuan terbaru dalam bahasa Inggris.
"Awak kabin terekspos pada risiko terena infeksi sekunder virus corona. Memiliki toilet sendiri khusus untuk mereka dapat dipahami. Namun poin penting dari hal ini adalah mengapa mereka memberitahu hal tersebut hanya dalam bahasa Korea," tulis Kim dalam unggahannya di Instagram.
KLM kemudian merespon dan meminta maaf melalui Instagram. Mereka mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut.
Ketika pesawat tidak sepenuhnya dipesan, terkadang toilet diperuntukkan bagi awak kabin saja. Maskapai penerbangan tersebut juga menuturkan, mereka menyesal penumpang dalam penerbangan tersebut tersinggung karena pemberitahuan hanya menggunakan bahasa Korea.
Kejadian yang menuai kontroversi tersebut membuat Ministry of Land, Infrastructure and Transport Korea Selatan memberikan peringatan keras kepada KLM.
"Secara resmi, kami telah meminta KLM untuk membuat beberapa langkah pencegahan akan terulangnya kejadian tersebut. Kementerian akan secara tegas memonitor situasi untuk mencegah warga negara Korea didiskriminasi di pesawat penerbangan asing," kata petinggi kementerian.
Kejadian tersebut juga mengundang perhatian dari seorang profesor dan ahli Public Relations Sungshin Women’s University Seo Kyung-duk.
"Kejadian KLM jelas disebabkan oleh ketidaktahuan tentang virus corona,” tutur Seo.
Virus corona yang kini memiliki nama COVID-19 telah menyebabkan lebih dari 1.480 kematian di daratan China. Virus juga telah menyebar ke lebih dari 20 negara termasuk Korea Selatan dan Amerika.
Di Korea, sejauh ini virus corona telah menginfeksi 28 orang, dengan tujuh orang sudah dipulangkan dari rumah sakit karena sembuh. Sementara 21 orang lainnya masih belum boleh pulang meski dalam kondisi stabil.
https://travel.kompas.com/read/2020/02/15/151500327/dianggap-rasis-karena-virus-corona-maskapai-klm-meminta-maaf