Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membuat Kue di Rumah Bisa Hilangkan Stres saat Karantina karena Corona

Kendati demikian, berdiam diri di rumah bukan perkara mudah, karena biasanya dihinggapi rasa bosan dan bingung apa yang ingin dilakukan.

Dilansir situs Eater, salah satu cara untuk membunuh rasa bosan adalah dengan membuat kue.

Dengan beragam kecanggihan masa kini, kamu bisa mencari kue apa saja yang cocok dibuat untuk menghilangkan rasa bosan di rumah melalui media sosial.

Kamu bisa mencari dan menemukannya lewat scrolling Instagram maupun Twitter.

Membuat kue di tengah kecemasan seperti virus corona sebenarnya bukan hal baru. Hal ini pernah ditulis Julia Moskin, New York Times; dan Amanda Mull, The Atlantic's.

Keduanya mengatakan, membuat kue sebagai respon mengurangi stres akibat pekerjaan sehari-hari.

Milenial Amerika, misalnya, tengah memandang membuat kue untuk melegakan di tengah kecemasan hidup. Mull menulis, membuat kue adalah bentuk perawatan diri yang murah, mudah dan mendalam.

Mengutip kata-kata profesor psikologi Tim Pychyl, Moskin menuliskan, procrastibaking adalah strategi yang digunakan secara tidak sadar dan membuat kita merasa terampil, memelihara, dan berbudi luhur di masa kini untuk sementara mengalihkan diri dari masa depan.

Wabah virus corona membuat beberapa negara seperti China dan Korea Selatan terpaksa membuat penduduknya mengurung diri di rumah dalam jangka waktu lama.

Akhirnya, banyak orang yang di karantina melakukan kegiatan masak di rumah. Mereka menghabiskan waktu untuk menonton pelajaran memasak online. 

Kemudian menantang diri mereka untuk menggunakan bahan-bahan terbatas secara kreatif, dan mengikuti resep viral dari akun media sosial.

Namun, perlu diketahui, memanggang dan memasak adalah hal berbeda ketika karantina.

Menurut penulis makanan Charlotte Druckman, editor buku Women on Food, orang hanya bisa makan makanan penutup ketika dikarantina.

Seorang penulis yang tinggal di Los Angeles, Katie Okamoto, tengah mengarantina dirinya sendiri dan membuat kue.

Ada rasa bangga, karena kue tersebut hasil dari jerih payahnya sendiri, bukan dari membeli sesuati dari toko atau membeli makanan kaleng dan kering di awal bulan.

Dibanding membeli berkaleng-kaleng San Marzano dan minyak zaitun, menurut Okamoto, kamu bisa beli mentega dan gula yang tahan lebih lama dan digunakan untuk membuat kue.

"Ini adalah hal yang bisa dilakukan jika kamu pergi belanja. Saya pikir kita semua membutuhkannya sekarang," lanjutnya.

Okamoto mengatakan, memanggang kue adalah proses meditatif. Menurutnya, menggunakan tangan untuk memanggang sama halnya dengan aktivitas berolahraga.

Ia melakukan hal tersebut untuk melatih kesehatan mental.

Sementara itu, banyak ahli psikiater juga mengatakan, memanggang kue adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan ketika karantina.

"Memanggang itu mindful. Mindfulness berarti memerhatikan diri sendiri pada saat ini dan tidak berada di masa lalu atau masa depan, tetapi benar-benar berada di sana," kata Philip Muskin.

Druckman juga mengatakan, memanggang dapat menanamkan rasa kontrol dan kreativitas.

"Saya pikir banyak berhubungan dengan kontrol, perasaan kamu ketika memulai sesuatu dan menyelesaikannya dalam periode waktu tertentu," kata Druckman,

"Seringkali ketika memanggang, kita ingin punya ide kreatif misalnya ingin memasukkan bubuk malt ke dalam kue ini," lanjutnya.

Ikuti peliputan dari hari ke hari tentang wabah ini dalam Liputan Khusus Wabah Virus Corona dan Indonesia Positif Terinfeksi Virus Corona di Kompas.com.

https://travel.kompas.com/read/2020/03/16/081500927/membuat-kue-di-rumah-bisa-hilangkan-stres-saat-karantina-karena-corona

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

Travel Update
Garuda Indonesia Online Travel Fair 2023, Diskon Tiket hingga 80 Persen

Garuda Indonesia Online Travel Fair 2023, Diskon Tiket hingga 80 Persen

Travel Update
BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Jalan Jalan
Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Travel Update
Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Travel Update
Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Travel Update
Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Travel Tips
Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Travel Update
Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Travel Update
Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Travel Update
Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Travel Update
Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Travel Update
5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

Travel Tips
Pemulihan Pariwisata Global Sudah Capai 84 Persen

Pemulihan Pariwisata Global Sudah Capai 84 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke