Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Takjil Melayu Khas Kepualauan Riau, Ada Roti Jala Sampai Tepung Gomak

Berbagai sajian ini seringkali hanya bisa ditemukan di bulan Ramadhan saja dan jadi daya tarik tersendiri untuk berburu takjil di pasar Ramadhan.

Berikut ini tujuh sajian takjil khas Melayu yang bisa kamu temukan saat bulan Ramadhan di Kepulauan Riau.

Roti Jala

Roti jala adalah salah satu camilan khas Melayu yang sangat cocok dijadikan takjil berbuka puasa.

Roti ini punya tekstur ringan dan bentuk mirip seperti jala, sering dimakan bersama kuah kari ayam atau daging yang gurih dan berlemak.

Laksa Goreng

Makanan ini juga sering disebut sebagai mi sagu. Laksa goreng diolah dengan bumbu khas Melayu ditambah dengan dengan campuran bilis lalu digoreng.

“Rasanya gurih dan sedikit pedas. Laksa sendiri ada dua jenis yaitu laksa goreng dan kuah,” jelas Anik Murtiani, Kepala Bidang Adat Tradisi Nilai Budaya Dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang pada Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

Tepung Gomak

Kue ini dinamakan tepung gomak karena kue ini dibalut dengan tepung yang tebal. Tepung gomak terbuat dari tepung ketan/pulut putih dan kacang hijau dengan isian gula merah dan kelapa.

“Rasa isinya mirip dengan dadar gulung, tapi bagian luarnya mirip mochi,” papar Anik.

Kole-kole adalah kue tradisional khas suku Melayu. Kue ini menurut Anik sangat populer di Pulau Penyengat yang terletak dekat dengan kota Tanjung Pinang.

Bentuknya kotak dengan tekstur yang padat dan kenyal. Rasanya juga gurih dan manis.

Biasanya kue ini berwarna coklat muda sampai coklat tua, karena terbuat dari kacang. Di atasnya juga terdapat taburan kacang tanah sangrai.

Sajian ini terbuat dari tepung gandung, santan, potongan udang, cabai rawit, telur, dan garam. Sajian ini jadi salah satu juadah (santapan) berbuka di bulan Ramadhan dan jarang dijumpai di luar bulan Ramadhan.

“Hal ini dikarenakan proses pembuatannya agak sedikit menyita waktu, tetapi tidaklah rumit. Pada proses pengukusannya saja membutuhkan kehati-hatian,” jelas Buralimar, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau pada Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

“Makanan dengan rasa pedas ini sangat cocok di lidah dan disukai oleh masyarakat Lingga Kepulauan Riau,” lanjutnya.

Kue ini jadi salah satu santapan berbuka puasa favorit masyarakat Melayu di Kepulauan Riau. Khususnya bagi mereka yang menyukai makanan manis.

Masyarakat meyakini bahwa rasa manis yang terdapat dalam seri kaya akan dapat menggantikan energi tubuh yang sudah terkuras karena seharian berpuasa.

Kue ini terbuat dari tepung, telur, santan, serta daun pandan dan memiliki tekstur yang lembut dengan aroma yang khas wangi.

“Sebagian orang membuat seri kaya ini dicampur dengan potongan kecil keledek sebesar batang korek api berbentuk tulang. Jadi, muncul sebutan seri kaya bertulang,” papar Buralimar.

Batang Burok Basah

Sajian ini punya cita rasa makanan gurih, sedikit pedas, dan berkuah. Kue batang burok basah ini terkenal karena sulitnya mencari bahan utama pembuatannya, yakni rebung atau bambu muda.

Rebung dipotong tipis dan dimasak dengan rencah ikan bilis atau udang lalu dicampur dengan rempah dan bumbu. Kulit bagian luarnya mirip dengan adonan kue dadar gulung tapi tanpa pewarna hijau.

Rebung yang sudah dimasak kemudian digulung di dalam kulit yang mirip dadar tersebut. Bahan dasar adonan untuk membuat kulitnya adalah tepung, telur, dan sedikit air garam.

Batang burok ini disebut sebagai batang burok basah karena untuk menikmati rebung yang sudah digulung dengan adonan dadar tersebut harus dengan kuah santan yang sudah dimasak dicampur dengan jahe, cengkeh, albe (klabet), garam, dan sedikit merica.

https://travel.kompas.com/read/2020/05/09/180300827/takjil-melayu-khas-kepualauan-riau-ada-roti-jala-sampai-tepung-gomak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke