Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Susu Sedunia 2020, Kenapa Lembang Jadi Daerah Penghasil Susu Pertama di Indonesia?

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Susu Sedunia 2020 atau Hari Susu Nusantara yang jatuh pada 1 Juni menjadi momen tepat untuk mengulik kisah awal mula daerah pengelolaan susu pertama di Indonesia.

Lembang, Bandung merupakan pusat pengelolaan susu pertama di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Kala itu Indonesia masih dikenal sebagai Hindia Belanda.

Dulunya, masyarakat Pribumi tidak mengonsumsi susu, bahkan menganggapnya sebagai produk yang menjijikkan.

Orang Indonesia kala itu memandang susu sama dengan darah putih atau nanah yang berasal dari tubuh kerbau maupun sapi.

Sehingga orang Indonesia saat itu tidak mengonsumsi susu dan tidak memanfaatkannya sebagi bahan pangan sehari-hari.

Datangnya bangsa Eropa terutama Belanda ke Hindia Belanda bisa dikatakan mengubah pola pandang mengenai susu dan membawa budaya minum susu masuk ke Indonesia.

Awalnya bangsa Eropa harus mendatangkan sapi perah impor dari negara lain agar kebutuhan pangan dari susu terpenuhi.

Mengingat orang Indonesia yang tidak mengonsumsi susu, membuat populasi sapi perah di Hinda Belanda sangat sedikit.

"Bangsa Kolonial akhirnya membudidayakan susu di Indonesia dengan mengimpor sapi perah dari India, Belanda, dan Australia di abad ke-19 dan 20," papar sejarawan makanan sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran Fadly Rahman kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

Sapi perah tersebut akhirnya dibudidayakan di kawasan bercuaca dingin. Sapi tersebut diimpor secara bergelombang dan masuk ke kawasan yang fokus untuk membudidayakan sapi perah ini.

Fadly membenarkan jika memang pada abad ke-19, sapi perah impor pertama kali masuk ke Hindia Belanda. Lembang menjadi pusat pengelolaan susu pertama di Hindia Belanda dari sapi perah impor tersebut.

"Sapi impor didatangkan di Lembang, lalu di beberapa daerah di Hindia Belanda. Namun fokus awalnya memang di Lembang," papar Fadly.

Lalu bagaimana bisa Lembang dipilih sebagai daerah pertama yang fokus untuk membudidayakan sapi perah di Hindia Belanda?

Sebelumnya, para peneliti di Belanda melihat bahwa Lembang merupakan lokasi yang mendekati iklim sama seperti di Belanda.

Lembang memiliki iklim yang cukup dingin, sehingga sapi perah bisa diternakan dengan baik.

Jika sapi impor diternakkan di kawasan yang terlalu panas maka tidak bisa dibudidayakan sama seprti di Belanda.

“Lembang memiliki kondisi iklim yang sangat mendukung kemudian banyak pemukiman orang Eropa juga dari arah Kecamatan Dago, Jalan Setiabudi dan Lembang, Bandung karena cuacanya sesuai dengan di Belanda,” papar Fadly.

Hal tersebut yang mendasari terpilihnya Lembang sebagai pusat produksi susu sapi pertama di Hindia Belanda.

Kemudian, Lembang pun dikembangkan sebagai pusat peternakan sapi perah dan juga penyalur susu serta sapi perahan ke beragam kota di Hindia Belanda.

Sapi perah datang secara bergelombang ke Hindia Belanda. Sapi perah yang datang pada abad ke-19 berasal dari India.

Lalu setelah itu sapi perah didatangkan dari Belanda dan Australia yang kualitasnya lebih  sesuai dengan kebutuhkan orang Eropa di Hindia Belanda.

Susu produksi dari Lembang dulunya disalurkan ke daerah-daerah di Hindia Belanda.

Hingga saat ini Lembang masih menjadi penyalur susu untuk kawasan lokal maupun nasional. Sekarang sudah banyak usaha peternakan sapi perah di kawasan lain.

Setiap daerah lokal di Indonesia kini memiliki pemasok susu dari usaha budi daya sapi di daerahnya masing-masing.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/01/181800927/hari-susu-sedunia-2020-kenapa-lembang-jadi-daerah-penghasil-susu-pertama-di

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke